CARITAU MAKASSAR – Kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis BBM tertentu (JBT) solar dan pertalite di Sulawesi Selatan tahun ini bertambah menjadi 1.989.060 KL. Tambahan kuota solar mencapai 39.130 kiloliter (KL) dan Pertalite 85.079 KL.

Solar saat ini menjadi 736.476 KL. Sebelumnya, Januari 2022 kuota Solar subsidi hanya 535.561 KL kemudian pada September 2022 ditambah 696.346 KL. Sementara kuota Pertalite Januari 2022 sebanyak 986.346 KL. Kemudian pada September 2022 mengalami penambahan menjadi 1.167.505 KL. Untuk 2023, kuota Pertalite mengalami kenaikan sebesar 1.252.584 KL.

"IyA sudah disalurkan melalui SPBU masing-masing, iya subsidi yang solar dengan pertalite. Selama satu tahun itu," ujar Kepala Bidang Migas ESDM Sulsel, Andi Ishak beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan, pendistribusian BBM subsidi jenis solar dan pertalite ini ditujukan ke PT Pertamina untuk diteruskan ke SPBU di kabupaten kota Sulawesi Selatan.

"Jadi sesuai undang-undang itu BPH Migas yang ditunjuk pendistribusian itu sebagai pemegang niaga umum Pertamina. Jadi Pertamina yang ditunjuk, Pertamina itulah yang ditujukan ke SPBU di Sulawesi Selatan," pungkasnya.

Sementara Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sulsel Ridwan Thalib menjelaskan kuota jenis BBM tertentu (JBT)

Ridwan menyebut pihaknya selalu melakukan evaluasi perkembangan kuota. Penambahan tersebut dilihat dari tingkat konsumsi BBM.

"Ada (evaluasi penambahan) dari pihak Pertamina yang mengajukan, bilamana butuh penambahan dan Pemprov men-support dengan menyurat ke BPH Migas soal penambahan kuota," tangkasnya.

Terpisah, Senior Supervisor Communication & Relation PT Pertamina Regional Sulawesi, Taufiq Kurniawan menjelaskan hingga saat ini stok Solar maupun Pertalite masih dalam kadar aman.

Konsumsi harian keduanya masing-masing sebanyak 3.500 KL dan 3.300 KL. Dengan stok solar sebanyak 21.500 KL, dan Pertalite 22.600 KL

"Kalau Solar ketahanan stok menyentuh 6 kali lipat lebih, sementara Pertalite lebih 7 kali lipat," pungkasnya. (KEK)