CARITAU PADANG – Erupsi Gunung Marapi pada Minggu 3 Desember 2023 pukul 14.54 WIB menelan 23 korban jiwa. Pihak BKSDA (Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam) Sumbar mencatat, 75 pendaki sedang berada di gunung saat erupsi, di mana 40 orang dievakuasi, 12 luka-luka, dan 23 orang meninggal dunia.
Salah satu pihak yang pada Minggu sore itu segera naik untuk melakukan evakuasi terhadap para korban erupsi Gunung Marapi adalah tujuh warga Nagari Batu Palano, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam yang terletak di kaki gunung.
Hanya berselang beberapa jam setelah letusan besar Gunung Marapi, ketujuh warga segera menyingsingkan lengan baju.
Edi Sutan Marjo, warga Nagari Batu Palano menuturkan, tujuh warga Batu Palano bergerak cepat naik ke puncak begitu mengetahui ada pendaki yang terjebak erupsi.
Terlebih munculnya sebuah video dari Zhafirah Zahrim Febrina, mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Kota Padang, yang menjadi korban paparan erupsi dan meminta pertolongan keluarga.
“Anak Nagari Batu Palano sudah bergerak sejak Minggu petang. Mereka melewati jalur alternatif yang hanya diketahui oleh masyarakat setempat," kata pria yang akrab disapa Mak Jo itu kepada caritau.com, Minggu (10/12/2023).
Dengan alat seadanya, mereka menerjang pekatnya malam yang diselimuti asap, termauk ancaman erupsi susulan yang bisa membahayakan nyawa masing-masing.
"Meski erupsi terjadi, tekad tujuh warga untuk mengevakuasi pendaki dari sekitaran puncak Gunung Marapi tak surut,” katanya.
Padahal berdasarkan pencatatan Pos Gunung Api Marapi Sumbar, selama dua hari itu pada Minggu dan Senin (3-4/12/2023), terjadi 46 kali erupsi dan 66 kali hembusan.
"Erupsi besar pada Minggu sore itu mengeluarkan material keras seperti batu dan awan panas. Padahal selama ini, erupsi Gunung Marapi hanya abu. Meski begitu, warga tetap waspada dan tidak gegabah," ucap Mak Jo.
Mak Jo sendiri mengaku baru naik melakukan evakuasi pada Senin untuk terlebih dulu berkoordinasi dengan Tim Gabungan Basarnas Sumbar.
Sementara tujuh warga Batu Palano yang sudah bergerak naik pada petang itu, di antaranya Naro Kancie, Emon Endah, Dori dan Dino. Pada pukul 24.00 WIB, mereka paling awal tiba di Cadas yang merupakan areal bebatuan mendekati puncak Marapi dan lazimnya dipergunakan sebagai camping ground para pendaki.
Aksi heroik Naro Kancie dan warga Batu Palano adalah mengevakuasi Zhafirah Zahrim Febrina. Awalnya mereka mendengar suara meminta tolong dari sekitaran lembah. Mereka pun berupaya menjangkau korban yang ternyata Ife, panggilan akrab Zhafirah, yang videonya viral karena meminta pertolongan keluarga.
"Mereka menuruni lembah itu. Awalnya mereka sempat ragu karena tidak melihat korban sama sekali. Cahaya senter diarahkan ke sumber suara, tapi tidak bisa menangkap keberadaan korban. Barulah ketika korban diminta menggerakan bagian tubuhnya, direspon korban dengan menggerakkan kaki,” papar Mak Jo.
"Akhirnya terlihat juga. Saat dievakuasi, tubuh korban penuh abu vulkanik. Korban ditemukan dengan kondisi kehausan, sehingga warga Batu Palano memberi air yang langsung diminum sampai habis,” lanjutnya.
Setelah itu, korban yang cedera di bagian tangan, digendong turun. Mereka butuh empat jam untuk menggendong korban secara bergantian.
"Barulah di pertengahan jalan bertemu dengan anggota TNI. Karena warga kehabisan tenaga, akhirnya digantikan anggota TNI,” katanya.
Awalnya pihak tentara mengusulkan agar korban digotong menggunakan tandu, namun batal karena korban mengaku tidak sanggup ditandu dan minta digendong saja.
"Akhirnya tentara dan masyarakat berhasil membawa korban ke pos BKSDA pukul setengah tiga malam. Kemudian korban langsung dilarikan ke rumah sakit menggunakan ambulan,” kata Mak Jo.
Baca Juga: Pencarian Korban Banjir Lahar Dingin di Tanah Datar
Mak Jo sendiri ikut mengevakuasi korban pada Senin (4/12/2023). Dia bersama puluhan relawan lainnya berangkat jam 13.00 WIB dan tiba di sekitaran Cadas tiga jam berselang.
Mereka naik dengan membawa logistik untuk memberi pertolongan pertama ke korban, ataupun menyuplai perbekalan para 'Pahlawan Tanpa Seragam' yang telah berangkat terlebih dahulu untuk menyisir areal puncak Marapi sejak erupsi.
Sesampainya di Cadas, Mak Jo menyaksikan belasan pendaki yang telah meninggal dunia. Namun problem muncul karena keterbatasan kantong jenazah dan hari kian larut.
Makjo dan tim terus berpacu dengan waktu untuk menemukan terlebih dahulu korban hidup atau mereka yang belum ditemukan.
Saat menemukan satu per satu jenazah lainnya, Makjo bersama relawan dan petugas menandai titik-titik lokasi, seperti memberi tanda dengan carrier atau tas yang dihimpit batu, atau kayu dan diikat dengan tali.
Setelah itu, mereka segera melaporkan lokasi mayat itu ke Basarnas dan BPBD ke Posko di bawah untuk memudahkan proses evakuasi selanjutnya.
"Jadi setelah kami turun ke bawah, kami tinggal beri laporan ke Kantor Wali Nagari. Apabila ada tanda tersebut, maka ada jenazah. Itu ada sembilan titik," terang dia.
Kesaksian Makjo menjadi satu di antara ratusan pahlawan lainnya yang berjibaku dengan alasan kemanusiaan meski nyawa tetap menjadi taruhan.
Setidaknya, peran mereka begitu terasa untuk menemukan keseluruhan penyintas Gunung Marapi yang tercatat sebanyak 75 orang dalam waktu tiga hari.
Menurut Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Padang, Abdul Malik, kendala terbesar tim pencari awal dalam melakukan evakuasi adalah jarak pandang terbatas yang menyulitkan proses evakuasi di sekitaran puncak Gunung Marapi, juga ancaman sewaktu-waktu gunung kembali erupsi.
"Karena dua hari itu, di lokasi puncak jarak pandang hanya satu meter. Jadi itu membuat jangkauan atau penyisiran ini tidak maksimal," kata Abdul Malik.
Operasi pencarian korban dihentikan pada Rabu (6/12/2023), setelah ditemukannya korban terakhir. Alhasil, Tim SAR gabungan mengumumkan sebanyak 23 pendaki meninggal dunia.
"Mulai Rabu malam ini, seluruh tim yang ikut dalam operasi pencarian akan kembali ke satuan masing-masing," kata Wakapolda Provinsi Sumbar, Brigjen Pol Polisi Edi Mardiyanto.(Rahma Dhoni)
Baca Juga: Aktivitas Gunung Marapi di Agam
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024