CARITAU JAKARTA – "Tepatnya pukul 06.00 pagi, tiba-tiba saya mendengar suara sirine tanda bahaya. Suara seperti itu baru pertama kali saya dengar. Waduh perang nih batin saya," begitulah kesaksian Dimas (41), WNI yang sempat terjebak lima hari di Kiev, Ibu kota Ukraina, saat Rusia pertama kali melakukan invasi.
Dimas dan beberapa rekan bisnisnya tiba di Ukraina pada Senin 21 Februari 2022 dengan tujuan membangun relasi di Kiev, serta berencana pulang ke Jakarta pada Kamis malam 24 Februari 2022. Sayang rencana pulang berantakan karena serangan pertama Rusia ke Ibu Kota Kiev terjadi Kamis (24/2/2022).
Baca Juga: Ambisi dan Rasa Syukur Nathan Tjoe-A-On Usai Resmi Jadi Warga Indonesia
"Kamis jam 3 pagi, saya diberi tahu kawan bahwa pesawat yang akan kami tumpangi batal terbang," ujar Dimas kepada Caritau.com.
Begitu mendengar sirine bergema di Ibu kota Kiev, Dimas mengemasi barang-barang bawaan dan checkout hotel, serta bersama teman-temannya berupaya menyelamatkan diri menuju Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kota Kiev yang jaraknya sekitar 4 kilometer dari tempatnya menginap.
Seperti diketahui, Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan Kedubes RI di Kota Kiev dan Kedubes RI di Rumania, berhasil mengevakuasi 80 WNI saat invasi pertama Rusia.
Lalu bagaimana kisah Dimas sehingga mereka bisa selamat kembali ke tanah air?
Berikut wawancara dengan Dimas yang tinggal di Denpasar Bali, pada Senin (14/3/2022):
Bisa diceritakan pengalaman anda saat terjadi invasi pertama Rusia ke Ukraina?
Saya berencana pulang ke Jakarta 24 Februari malam waktu setempat. Tapi Kamis jam 3 pagi atau di Jakarta sekitar jam 9 pagi, saya dikabari teman kalau rencana terbang pesawat ke Turki cancel. Dari situ saya berpikir, kalau hari ini cancel ya paling Jumat besok, padahal visa saya hanya sampai Jumat 25 Februari itu.
Selang beberapa jam kemudian, tepatnya pukul 06.00 pagi, tiba-tiba saya mendengar suara sirine tanda bahaya. Suara seperti itu baru pertama kali saya dengar. Waduh perang nih batin saya.
Begitu mendengar suara sirine, saya dan teman-teman bersiap-siap mengemasi barang. Sebelumnya kami memang sudah mencari informasi lokasi kedutaan,
Jadi begitu checkout hotel, kami mencari taksi dan baru dapat sejam kemudian untuk membawa kita lari menuju KBRI di Kiev. Jaraknya sih gak jauh, cuma 4 kilometer dari tempat menginap.
Saat kami dalam perjalanan ke KBRI, suasana kota seram. Kami dari dalam mobil mendengar suara lalu-lalang pesawat tempur. Di dalam mobil kita panik dan rasanya pengen cepet-cepet sampai ke tujuan.
Berapa lama di KBRI Kiev?
Sesampainya di KBRI kita sudah mulai agak tenang. Kami lima hari di KBRI dan suara bom, peluru dan sirine tanda bahaya terdengar setiap hari.
Sebelum saya dievakuasi dari Gedung KBRI ke perbatasan Ukraina, hampir setiap malam suara bom dan tembakan selalu terdengar.
Bisa diceritakan kondisi saat anda masih di KBRI Kiev?
Hampir setiap hari saya dan temen-temen WNI merasakan kondisi mencekam. Suara bom dan tembakan siang malam pasti ada. Tapi yang paling sering teredengar malam karena suasana Kota Kiev saat malam hari itu hening dan sepi. Jadi suara ledakan dan tembakan meski jauh tetap kedengeran.
Pernah suatu malam itu terdengar suara bom keras sekali sehingga kita semua diarahkan untuk mengungsi ke bungker. Ada sekitar 10 anak kecil yang ikut diungsikan ke bungker.
Kadang lagi santai sambil merokok di dekat dapur, tiba-tiba terdengar tembakan dan bom sehingga kami menyelamatkan diri masuk bungker.
Bagaimana proses keluar Kiev?
Saya bersama teman-teman WNI lain yang berjumlah sekitar 40 orang stay di KBRI Kiev. Setiap hari kami zoom meeting dengan Kemenlu dan Duta Besar Indonesia di Ukraina untuk membahas rencana evakuasi ke Indonesia.
Jadi awalnya kami direncanakan dievakuasi ke Ibu Kota Polandia Warsawa, melewati Kota Lviv. Tapi ternyata jembatan menuju perbatasan Polandia itu sudah hancur dibom oleh Rusia dan orang-orang yang mengantri di jalan menuju perbatasan panjangnya hingga puluhan kilometer, maka rencana dibatalkan.
Setelah melalui meeting beberapa kali dengan melihat situasi yang terjadi, akhirnya pada hari ke lima kami semua diputuskan untuk dievakuasi ke Bucharest Rumania.
Berapa orang rombongan WNI saat itu?
Kami dievakuasi melalui perjalanan darat dari Kiev menuju Moldova sekitar 7 jam dengan rombongan kurang lebih 70 orang, menggunakan 7 bus yang disewa oleh kedutaan.
Saat perjalanan menuju Bucharest Rumania, di sepanjang perjalanan itu sangat menyeramkan bagi saya. Banyak barikade kendaraan, kemudian pemeriksaan paspor oleh tentara-tentara Ukraina karena mereka memang menerapkan wajib militer. Laki-laki usia 16- 40 tahun dilarang meninggalkan Ukraina.
Jadi saat itu setiap mobil diberhentikan, dicek setiap kendaraan apakah ada warga Ukraina. Rombongan kami lewat terus karena kebetulan setiap bus rombongan ditempeli stiker Indonesia Embassy.
Apalagi rombongan dikawal oleh Kedubes Indonesia di Ukraina, dikawal Pak Adi dari Atase Pertahanan Kedubes Indonesia yang ada di Warsawa.
Pada saat proses evakuasi, kejadian apa yang menurut anda paling mencekam?
Paling menakutkan saat melewat penjagaan tentara Ukraina. Kita pasti diberhentikan, dicek lalu jalan lagi. Menurut saya itu menakutkan karena yang memeriksa tentara-tentara Ukraina membawa senjata lengkap.
Jadi bagi saya perjalanan tujuh jam itu sangat mengerikan, karena kita juga tidak tahu kalau misalnya di jalan terjadi apa-apa. Tapi alhamdulilah kami semua selamat dan lancar sampai perbatasan.
Sempat di salah satu kota menuju perbatasan, kendaraan kami terhenti karena terjadi kemacetan panjang. Ternyata ada iring-iringan kendaraan militer dan alat berat militer Ukraina.
Apakah kondisi di Kiev saat itu memang sangat mencekam?
Saya tidak berani keluar dari Gedung KBRI. Kami semua stay di dalam kedutaan, gak berani keluar. Bahkan saya gak berani melihat pemberitaan-pemberitaan di media ataupun medsos karena justru bikin saya tambah stress karena merasa tertekan.
Saya sendiri sampai sekarang gak mau ngikutin pemberitaan di sana karena saya merasa agak-agak trauma pasca berada di Ukraina saat perang itu.
Berapa hari proses evakuasi sehingga anda dan WNI lainnya sampai ke Indonesia?
Itu perjalanan darat sampai perbatasan Moldova (negara perbatasan Ukraiana dan Rumania) sekitar tujuh jam. Lalu kami turun dari bus dan jalan kaki masuk ke Moldova.
Begitu masuk Moldova kita sudah disiapkan bus dari KBRI Rumania. Jadi kalau dihitung waktu perjalanan dari Kiev sampai Bucharest hampir 24 jam perjalanan.
Lalu setelah itu kami dipersilahkan istirahat sehari di Bucharest. Besok sorenya kita terbang ke Jakarta melalui Madinah. Perjalanan dari Madinah ke Jakarta itu total terbang 17 jam.
Total berapa WNI yang berhasil dievakuasi oleh pemerintah?
Mungkin sekitar 80 orang karena yang dari Kiev itu ada sekitar 50-an orang. Dari Odesa ada 25 orang, lalu ada WNI yang sudah keluar dari Ukraina menuju Warsawa dan kemudian mereka diterbangkan juga ke Bucharest untuk berangkat terbang bareng kami menuju Indonesia.
Anda sempat melihat korban yang berjatuhan secara langsung?
Enggak. Kebetulan memang kita tidak boleh keluar dari Gedung KBRI. Terus terang kalau situasi di luar saya tidak tahu dan saya juga takut karena ada himbauan dari petugas untuk tidak meninggalkan gedung kedutaan.
Kemudian selama proses evakuasi kita harus tetap bareng-bareng. Jadi kalau ditanya mengenai melihat korban langsung, saya tidak tahu.
Tapi kalau tentara memang banyak banget di sepanjang jalan. Waktu saya dan teman-teman WNI sedang dalam perjalanan, banyak yang pada mengantri untuk mendaftar Wajib Militer atau antrian orang di sejumlah supermarket.
Sampai saat ini setau anda apakah masih ada rekan anda atau WNI yang terjebak di sana?
Setahu saya gak ada. Kemarin yang sudah terdata sudah keangkut semua. Waktu itu saya sempat membaca ada 9 orang yang belum terangkut, mungkin mengalami permasalahan teknis sehingga lambat melapor ke pihak KBRI. Jadi mungkin agak lambat evakuasinya.
Sejak invasi hari pertama dan kedua itu, satu persatu WNI berdatangan ke KBRI. Ada yang minta dijemput di stasiun kereta dan segera dijemput oleh staf kedubes. (GIBS)
Baca Juga: Viral Video WNI di Malaysia Tak Masuk DPT Pemilu 2024, Begini Tanggapan KPU RI
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...