CARITAU JAKARTA - Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti menyoroti perihal terpilih nya sosok putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep yang telah resmi menjadi Ketua Umum Partai Solideritas Indonesia (PSI).
Adapun keputusan resmi diangkatnya Kaesang menjadi Ketua Umum Partai itu hanya memakan waktu satu hari setelah dirinya resmi ditetapkan menjadi kader. Keputusan itu pun sontak telah membuat heboh dunia politik nasional, lantaran PSI dinilai sangat cepat menentukan pilihannya.
Baca Juga: Sindir Kubu Ganjar-Mahfud, Partai Garuda: Prabowo-Gibran, Hasil Survei Tinggi tapi Tidak Pongah
Menanggapi hal itu, Ray menilai, keputusan memilih Kaesang menjadi Ketum PSI adalah bagian sejarah yang cukup mengejutkan kancah dunia perpolitikan nasional. Sebab, putusan itu dinilai seperti kisah dongeng Roro Jonggrang yang mampu membangun perahu hanya dalam waktu sehari.
Adapun menurut Ray, tujuan PSI menggaet Kaesang menjadi ketua umum partai sangat jelas yakni ingin menaikan elektabilitas jelang kontestasi Pemilu 2024 dan mengejar target kursi DPR RI minimal sebesar 4% sesuai dengan syarat batas Parlementery Threshold.
"Jadi tidak ada yang paling menggelikan dalam bulan ini di ruang politik kecuali PSI memilih Kaesang sebagai ketua umum partai itu. Seperti sim salabim. Baru sehari bergabung langsung didapuk menjadi ketua umum. Tujuannya jelas: yaitu meraih suara pada pemilu 2024 yang akan datang," ungkap Ray, Selasa (26/9/2023).
Kendati demikian, ia mengaku cukup kaget dengan keputusan PSI yang dinilai terburu-buru dalam menentukan sikap menunjuk Kaesang menjadi Ketum. Sebab, lanjutnya, keputusan menunjuk Kaesang menjadi Ketum PSI tersebut diduga tanpa adanya alur mekanisme internal yang harusnya dilakukan setiap partai.
"Saya kurang tahu persis, seperti apa mekanisme internal partai dalam hal menunjuk seseorang untuk dapat menjadi ketua umum. Bila merujuk ke suasana ini, maka sangat patut kita geli untuk melihatnya," ujar Ray.
"Bagaimana tidak, orang yang baru sehari ditetapkan sebagai anggota, tetiba sudah ditetapkan jadi ketua umum. Cara ini telah mengabaikan banyak aspek dalam memilih Ketum yang mestinya hadir dalam organisasi apapun," sambunnya.
Disisi lain Ray menambahkan, keputusan PSI itu yang mengangkat Kaesang itu dinilai bertujuan hanya akan syarat kepentingan untuk menarik suara simpati masyarakat, lantaran tak berjalan sesuai dengan aturan organisasi pada umumnya.
"Bahkan organisasi yang paling sederhana sekalipun, ada tata cara, waktu, sarat dan juga pelibatan anggota di dalam pemilihan ketua umumnya. Ini, seperti orang Mandailing menyebutnya: belum masak tandan pisang, dia sudah jadi ketua umum," tandas Ray. (GIB/DID)
Baca Juga: Tak Ada Wacana Ganjar-Prabowo
kaesang pangarep kaesang ketum psi tingkatkan elektabilitas parlementery threshold pemilu 2024
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...