CARITAU JAKARTA – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meminta seluruh pemimpin-pemimpin negara dan para delegasi yang hadir dalam agenda Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, agar tidak lengah dan tetap waspada dalam menjaga stabilitas kondisi kesehatan dunia.
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi juga turut meminta kepada para pemimpin dan delegasi-delegasi tamu negara yang hadir agar tidak lengah akan potensi-potensi darurat kesehatan yang bisa saja muncul secara tiba-tiba di masa yang akan datang.
Baca Juga: TKDN RSPPN Soedirman Capai 70%, Jokowi: Bantu Percepatan Ekonomi Nasional
"Sekarang kita mulai mengawali isu kesehatan. Para pemimpin negara G20, dunia kita semakin pulih dari pandemi Covid-19, tetapi kita tidak boleh lengah. Darurat kesehatan yang berikutnya dapat muncul kapan saja," kata Jokowi di Bali, Selasa (15/11/2022).
Di hadapan tokoh-tokoh besar dan para pemimpin dunia, Presiden Jokowi menyebut, melalui forum G20 yang diselengarakan ini, kita harus lebih kuat dalam menjaga kesehatan masyarakat dan juga menjaga stabilitas perekonomian dunia.
"Kita harus siap, sebab kesiapsiagaan kita akan menyelamatkan nyawa dan perekonomian kita. G20 harus mengambil langkah yang nyata dan segera.” imbuh Jokowi.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, hal yang pertama harus dilakukan menurut Jokowi, yakni membangun solideritas persatuan dalam rangka memperkuat jaringan kesehatan global melalui kontribusi pendanaan kolektif secara optimal.
"Kita perlu WHO yang lebih kuat dalam bertarung. Solidaritas keadilan harus menjadi ruh arsitektur kesehatan global. Saat ini, G20 telah berhasil membentuk dana pandemi (pandemic fund) ini harus diikuti dengan penambahan kontribusi pendanaan agar berfungsi secara optimal," kata Jokowi.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi juga turut mengajak seluruh pemimpin negara yang telah bergabung sebagai anggota G20 agar dapat berperan aktif dan berkontribusi dalam rencana pendanaan arsitektur kesehatan tersebut.
Jokowi menyebut, Indonesia selalu mendukung program tersebut dan juga telah berkomitmen memberikan bantuan uang sebesar US$50 Juta.
Selain itu, Jokowi juga meminta kepada seluruh anggota G20 agar mengikuti serta mengawal terkait proses pembentukan traktat pandemi.
"Ini penting untuk memperkuat kesiapsiagaan di tingkat nasional, kawasan, dan global," ujar Jokowi.
Kendati demikian, menurut Jokowi langkah kedua yang harus dilakukan yakni membangun solidaritas untuk memberdayakan negara-negara berkembang dalam mengurangi resiko kapasitas kesenjangan kesehatan.
"Kesenjangan kapasitas kesehatan tidak dapat dibiarkan, negara berkembang membutuhkan kemitraan yang memberdayakan," kata Jokowi
"Negara berkembang harus menjadi bagian rantai pemasok kesehatan global, termasuk pusat manufaktur dan riset," sambungnya.
Lebih lanjut, Jokowi menuturkan, jika investasi industri kesehatan semakin ditingkatkan, maka diperlukan juga kerja sama riset dan transfer teknologi yang kuat untuk menunjang kegiatan tersebut.
Selain itu, akses terhadap bahan baku produksi untuk negara berkembang juga perlu diperluas agar dapat menunjang kebutuhan sarana dan prasarana dalam menanggulangi darurat kesehatan.
"Dunia tidak boleh mengulang kesalahan saat pandemi Covid-19. Ini adalah pelajaran berharga untuk menyiapkan dunia dari darurat kesehatan global," sebut presiden
"Never Again harus menjadi mantra kita bersama. Saya menantikan pandangan dan kontribusi yang mulia bagi penguatan arsitektur kesehatan dunia," tandas Jokowi. (GIB)
Baca Juga: Soroti Pertemuan AHY dan Jokowi di Jogja, Ini Kata Rocky Gerung
ktt g20 bali presiden jokowi jaga stabilitas kesehatan dan perekonomian dunia
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...