CARITAU LONDON - Israel membatalkan rencananya melakukan serangan besar-besaran ke Rafah di Jalur Gaza dan memilih hanya melakukan serangan yang ditargetkan, diduga setelah melakukan pembicaraan dengan Amerika Serikat.
Hal itu dikabarkan The Telegraph, surat kabar Inggris, mengutip seorang pejabat senior AS pada Rabu (22/5/2024), yang mengatakan Israel telah mempertimbangkan kekhawatiran AS, yang sudah berminggu-minggu memperingatkan Israel agar tidak melakukan operasi besar-besaran di Rafah.
"Bisa dikatakan bahwa Israel telah memperbarui rencana mereka. Mereka telah memikirkan banyak kekhawatiran yang telah kami sampaikan.. Ini adalah diskusi dan percakapan yang sedang berlangsung. Ini konstruktif," kata sang pejabat.
Ia merujuk pernyataan itu saat pertemuan antara PM Israel Benjamin Netanyahu dan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih --kantor presiden AS-- Jake Sullivan, di Yerusalem pekan lalu.
Sullivan berkunjung ke Arab Saudi dan Israel. Selama lawatannya, ia melakukan pertemuan dengan Putra Mahkota dan PM Saudi, Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud, dan pimpinan Israel.
Sebelumnya pada Mei 2024, Departemen Pertahanan AS memastikan laporan media bahwa pemerintah Biden menangguhkan pengiriman bom seberat 1.800-2.000 pon dan bom seberat 500-1.700 pon ke Israel.
Penangguhan dilakukan setelah Israel diduga memulai operasi militer terbatas di Rafah, sambil mengumumkan rencananya untuk melanjutkan operasi darat besar-besaran di wilayah itu.
Pada awal Mei 2024, Presiden AS Joe Biden dalam wawancara dengan CNN mengatakan, Washington tidak akan memasok senjata ke Israel jika militer negara Yahudi itu menyerang Rafah.
Pada 7 Mei dini hari, angkatan bersenjata Israel seperti dirilis Antara melancarkan serangan yang disebutnya sebagai ‘operasi melawan teroris’ di Rafah timur dan menguasai sisi Gaza pada perlintasan perbatasan dengan Mesir.
Belakangan pada pekan itu, media Israel melaporkan bahwa kabinet militer Israel telah menyetujui perluasan operasi darat.
Pihak berwenang Israel mengatakan, operasi itu bertujuan untuk melenyapkan sisa batalion gerakan Palestina Hamas di Jalur Gaza. (BON)
Baca Juga: Konflik Iran-Israel, Dirjen Migas: Harga Minyak Bisa Capai US$100 Per Barel
Baca Juga: Amerika Serikat Dikabarkan Kirim Bantuan Militer Tambahan ke Suriah
Peningkatan Aktivitas Gunung Marapi
Polres Simalungun Sita 24 Pohon Ganja dari Ladang...
Kenalkan Budaya Betawi ke Generasi Muda, Perumda S...
Adopsi Teknologi Korea, Interbat Kenalkan Skincare...
Pesta Kesenian Bali ke-46