CARTIAU JAKARTA - Juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder menyebutkan jika transaksi senjata antara Korea Utara dan Rusia menunjukkan kondisi Rusia tengah menghadapi situasi mengerikan di tengah perang melawan Ukraina.
Ryder menanggapi laporan yang menyatakan Korea Utara kemungkinan mengirimkan senjata kepada Rusia.
Baca Juga: Meski Diserang AS dan Inggris, Houthi Tetap Jadikan Kapal Israel Sasaran
"Rusia mempertahankan hubungan dengan Korea Utara," kata Ryder dalam jumpa pers harian ketika ditanya tentang kemungkinan kedua negara berdagang senjata, Selasa (2/8/2023) waktu setempat..
Dilansir dari laporan Financial Times sebelumnya melaporkan bahwa pasukan Ukraina menggunakan roket Korea Utara yang disita dari sebuah kapal yang menunjukkan Pyongyang dan Moskow mungkin bertransaksi senjata.
"Tentu saja, sebelum ini kami sudah mencermati Rusia berusaha mendapatkan amunisi dari negara-negara seperti Korea Utara," tambah Ryder.
"Saya belum bisa memberikan informasi baru apapun di luar apa yang telah kami katakan sebelumnya tentang topik ini. Tapi sekali lagi, hal ini menyingkapkan kesulitan yang dihadapi Rusia terkait upayanya dalam memasok dan memperbarui kapabilitas amunisinya."
AS sebelumnya menuding Korea Utara memasok amunisi untuk tentara bayaran Rusia, Wagner Group, guna dipakai di Ukraina, padahal resolusi Dewan Keamanan PBB melarang negara mana pun berdagang senjata dengan Korea Utara.
Ryder mengaku belum bisa memberikan informasi terbaru ketika ditanya soal prajurit Travis King, anggota dinas aktif AS yang ditempatkan di Korea Selatan yang bulan lalu melintasi perbatasan dua Korea untuk masuk Korea Utara.
Namun, dia bisa memastikan Korea Utara telah merespons Komando PBB (UNC), dengan merujuk "pengakuan" Korea Utara bahwa mereka menerima penyelidikan UNC terhadap King.
"Yang ingin saya sampaikan kepada Anda adalah, seperti yang Anda dengar dari yang kami katakan sebelumnya, Komando PBB telah berkomunikasi atau menyediakan jalur komunikasi melalui saluran komunikasi yang aman," kata dia.
Mengenai KTT tiga pihak antara Presiden AS Joe Biden, Presiden Korsel Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, dia mengatakan AS akan terus bekerja sama dengan dua sekutu paling setianya itu guna mewujudkan perdamaian dan stabilitas Indo-Pasifik.
KTT trilateral tersebut akan digelar di Camp David pada 18 Agustus. (IRN)
Baca Juga: Gelar Pembicaraan Keamanan, Delapan Negara NATO Kunjungi Korsel Pekan Ini
invasi rusia rusia invasi ukraina impor senjata korea utara pentagon amerika serikat
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...