CARITAU JAKARTA - Kurs atau nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat 19 poin (0,13%) menjadi Rp14.344 per USD pada pada Kamis (14/4/2022) petang. Pada penutupan perdagangan sebelumnya, rupiah berada di level Rp14.363 per USD.

"Membaiknya sentimen pasar terhadap aset berisiko dan beralihnya perhatian pasar ke kebijakan pengetatan moneter bank sentral negara G7 lainnya di luar AS, memicu pelemahan USD terhadap rupiah hari ini," jelas Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra.

Baca Juga: Rupiah Akhir Pekan Menguat ke Rp15.493 Per Dolar AS

Menurutnya, pada hari ini indeks saham sebagian negara besar Asia terlihat menguat, mengikuti penguatan indeks saham AS semalam. "Investor asing juga terlihat aktif masuk ke pasar saham Indonesia," ujarnya.

Ariston mengatakan juga, US Dollar terlihat melemah terhadap mata uang utama dunia setelah Bank Sentral Kanada semalam di luar ekspektasi menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin.

Malam ini pelaku pasar akan memperhatikan hasil rapat kebijakan moneter Bank Sentral Eropa (ECB). Pelaku pasar berekspektasi ECB akan lebih pro ke pengetatan moneter dibandingkan sebelumnya karena persoalan inflasi.

"Ekspektasi kebijakan pengetatan moneter bank sentral negara lainnya di luar AS ini mendorong penguatan nilai tukar negara lainnya terhadap USD," ujar Ariston.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.365 per USD. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.343 per USD hingga Rp14.365 per USD.

Seperti dikutip dari Antara, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis menguat ke posisi Rp14.349 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.359 per USD. (IRW)
 

Baca Juga: Rupiah Melemah ke Rp15.940 Per Dolar AS, Tertekan Sentimen Data Inflasi dan Kenaikan The Fed