CARITAU JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi November 2023 mencapai 0,38% secara bulanan (month-to-month/mtm) dan 2,86% secara tahunan (year on year/yoy), serta 2,19% (year to date/Ytd)
Inflasi ini naik jika dibandingkan bulan sebelumnya 0,17% (Oktober 2023) dan juga lebih tinggi jika dibandingkan November 2022.
Baca Juga: Laju Pertumbuhan Ekonomi Tumbuh 5,07%, Inflasi Kota Bandung Terendah di Jabar
“Komoditas penyumbang utama inflasi adalah cabai merah dengan andil 0,16 %,” kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud dalam rilis BPS di Jakarta, Jumat (1/12).
Selain cabai merah, komoditas penyumbang inflasi lainnya adalah cabai rawit dengan andil 0,08 %, bawang merah 0,03 %, beras 0,02 %, dan gula pasir serta telur ayam ras dengan masing-masing andil 0,01 %.
Secara umum, kontribusi inflasi dari kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau yaitu sebesar 0,32 % dengan besaran inflasi 1,23 %, menjadi yang paling dominan pada inflasi November.
Di samping komoditas kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau, komoditas lain yang memberikan andil inflasi cukup signifikan terhadap inflasi bulanan November adalah tarif angkutan udara dengan andil inflasi 0,04 %, emas perhiasan 0,03 %, serta tarif air minum 0,01 %.
Sementara itu, terdapat komoditas yang juga memberikan dorongan pada deflasi, yaitu bensin dengan andil deflasi sebesar 0,04 %, serta ikan segar dan daging ayam ras dengan andil masing-masing 0,01 %.
Secara wilayah, 36 kota mencatatkan inflasi yang lebih tinggi dari inflasi nasional, dengan kota inflasi tertinggi yaitu Bandar Lampung sebesar 1,05 %.
Komoditas penyumbang inflasi Kota Bandar Lampung adalah cabai merah dengan andil 0,57 %, cabai rawit 0,20 %, bawang merah 0,07 %, daging ayam ras 0,05 %, tarif angkutan udara 0,03 %, serta telur ayam ras 0,03 %.
Kota dengan inflasi tertinggi lainnya yaitu Kota Gorontalo sebesar 0,98 %, Kota Sumenep dan Kota Singaraja masing-masing 0,87 %, Kota Timika 0,84 %, dan Kota Banjarmasin 0,81 %. Sementara inflasi terendah dialami oleh Kota Cirebon sebesar 0,16 %.
Di sisi lain, Kota Tual mencatatkan deflasi terdalam, yakni 0,51 %, disusul oleh Kota Waingapu 0,37 %, Kota Mamuju 0,28 %, Kota Tanjung Pandan 0,21 %, dan Kota Singkawang 0,01 %. (HAP)
Baca Juga: Ekspor Papua Barat 99% Komoditas Migas, Terbesar ke Tiongkok
Pembagian Koper Jamaah Haji Aceh 2024
Aksi Gotong Royong Membersihkan Waduk Cengklik
Cepat Daftar! Pemprov DKI Kembali Gelar Lomba Foto...
Kasdi Subagyono Jadi Saksi Sidang Etik Nurul Ghufr...
Luhut: Presiden dan Elon Musk akan Resmikan Layana...