CARITAU JAKARTA – Hari Raya Waisak atau Tri Suci Waisak merupakan hari besar yang dirayakan setiap tahunnya oleh umat Budha di seluruh dunia dengan berbagai macam tradisi.
Cara penyebutannya pun ternyata bermacam, misal di India dikenal dengan nama Visakah Puja atau Buddha Purnima, masyarakat Tibet menyebutnya Saga Dawa. Sementara masyarakat negeri jiran Malaysia, Singapura dan Sri Lanka menyebutnya Vesak dan masyarakat Thailand menyebutnya Visakha Bucha.
Baca Juga: Gebyar Waisak 2024 di Temanggung
Nama Waisak diambil dari bahasa Pali ‘Wesakha’ yang kemudian terkait dengan ‘Waisakha’ bahasa Sansekerta.
Hari Waisak dianggap sebagai perayaan ulang tahun Buddha dan tanda pencerahan dari Buddha ketika menemukan makna hidup. Oleh sebab itu, hari raya Waisak menjadi salah satu festival Budha yang sangat penting dan tidak boleh dilewatkan oleh para umat Budha.
Perayaan Waisak bertujuan memperingati peristiwa penting yang dialami oleh Buddha sehingga dianggap hari raya yang suci dan istimewa karena mempunyai makna dan nilai agung.
Waisak dirayakan pada bulan Mei, saat terang bulan atau purnama sidhi.
Umat Budha merayakan Waisak untuk memperingati tiga peristiwa penting yang dinamakan ‘Trisuci Waisak’, yaitu:
Perayaan Waisak di Indonesia dilangsungkan sesuai dengan keputusan WFB yang secara tradisional telah dipusatkan di Candi Borobudur yang terletak di Magelang Jawa Tengah.
Perayaan Waisak di Indonesia dibagi menjadi beberapa rangkaian. Diawali dengan pengambilan air berkat yang berasal dari sumber mata air Umbul Jumprit yang terletak di Kabupaten Temanggung disertai penyalaan obor menggunakan api abadi Mrapen yang ada di Kabupaten Grobogan.
Selanjutnya pada detik-detik hari raya Waisak, digelar ritual pindapatta dengan memberikan dana, berupa makanan untuk para biksu yang dilakukan oleh seluruh umat Budha, tujuannya memberikan kesempatan kepada seluruh masyarakat untuk melakukan kebajikan.
Rangkaian selanjutnya yang dilaksanakan sebelum hari raya Waisak yaitu melakukan ritual konsentrasi tingkat tinggi dengan melampaui kesadaran alam jasmani, biasa disebut dengan samadhi pada saat bulan purnama akan mendekati puncak.
Perhitungan bulan purnama ditentukan oleh perhitungan falak, di mana bulan purnama terjadi dan memuncak di siang hari.
Tiga ritual upacara khusus untuk memperingati hari raya Waisak itu selanjutnya diikuti dengan pradaksina, pawai dan berbagai acara kesenian lainnya.(FAS)
Baca juga:
Lentera Menyambut Waisak 2566 BE
Hari Raya Waisak, Mata Air Umbul Jumprit dan Api Abadi Mrapen
Remisi Khusus Waisak Bagi 1.252 Narapidana Buddha, 7 Orang Dibebaskan
Peneliti Institut Nagarjuna Eddy Setiawan: Dalam Hidup, Kita Harus Meneladan Sosok Buddha
Wisata Ke Borobudur di Hari Libur Waisak, Damri Siapkan Trayek Khusus
Dee Lestari Rayakan Waisak: Semoga Kita Berbahagia
Mengenang Gus Dur yang Sudah Dianggap Seperti Dewa oleh Etnis Tionghoa
Baca Juga: Festival Lampion Waisak 2568 BE/2024 di Borobudur
hari raya waisak tri suci waisak umat budha buddha gautama siddharta gautama
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...