CARITAU CHICAGO - Harga emas merosot lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Selasa (19/4/2022) atau Rabu pagi WIB, tertekan penguatan US dollar (USD) dan kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, anjlok 1,4% USD1.959,00 per ounce. Berbalik arah dari sebelumnya, yang catat kenaikan 0,58% menjadi USD1.986,40 per ounce, pada akhir perdagangan Senin (18/4/2022).
Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Lagi Jadi Rp1,319 Juta per Gram
Emas berjangka tergelincir 0,49% menjadi USD1.974,90 pada Kamis (14/4/2022) menjelang libur Paskah, setelah terangkat 0,44% menjadi USD1.984,70 pada Rabu (13/4/2022), dan melonjak 1,43% menjadi USD1.976,10 pada Selasa (12/4/2022).
Indeks dolar mencapai puncaknya selama lebih dari dua tahun, membuat emas lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya, karena peningkatan imbal hasil obligasi pemerintah AS di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memperketat kebijakan moneternya.
Presiden Fed St Louis, James Bullard pada Senin (18/4/2022) mengulangi pernyataannya untuk meningkatkan suku bunga menjadi 3,5 persen pada akhir tahun untuk mengendalikan inflasi.
"Komentar-komentar hawkish dari para pejabat Fed mendorong suku bunga nominal dan riil di AS naik, sehingga membebani emas," kata analis UBS, Giovanni Staunovo.
Namun, "inflasi tinggi jangka pendek dan risiko geopolitik kemungkinan masih mendukung arus masuk ke produk emas dan kemungkinan akan mempertahankan perdagangan emas di sekitar level saat ini selama beberapa minggu mendatang," tambah Staunovo.
Rusia meluncurkan serangan habis-habisan di Ukraina timur pada Selasa (19/4/2022).
Tapi sementara emas dianggap sebagai penyimpan nilai yang aman selama krisis politik dan ekonomi, serta kenaikan inflasi, suku bunga yang lebih tinggi diterjemahkan ke dalam peningkatan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
"Dalam waktu dekat, kita mungkin melihat beberapa penurunan emas. Mungkin akan turun hingga USD1.920," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.
Dia menambahkan bahwa emas juga tertekan oleh imbal hasil riil yang berbalik positif untuk pertama kalinya dalam dua tahun. (IRW)
Baca Juga: Rupiah Makin Terpuruk ke Rp15.880 Dibayangi Inflasi Pangan
harga emas emas berjangka logam mulia emas murni emas batangan perdamaian rusia-ukraina inflasi
Museum Geopark Ijen di Banyuwangi
Pengolahan Air Hujan di Tangerang
Dubai Incar Agrikultur dan Otomotif RI, Bakal Naik...
Rencana Perluasan TPA Burangkeng
YBM PLN Jatim Berikan Beasiswa 232 Pelajar SMP SMA...