CARITAU JAKARTA - Bulan Juli 2023 ditetapkan sebagai bulan terpanas dalam sejarah. Fakta bulan Juli 2023 yang diselimuti suhu panas ini tidak pernah terjadi sebelumnya bahkan selama ribuan tahun.
PBB dan Uni Eropa menemukan fakta baru terkait suhu terpanas di muka bumi. Saat ini dunia sudah memasuki era baru. Sebab era pemanasan global telah beralih menjadi era dengan suhu lebih panas, yakni pendidihan global.
Baca Juga: Menteri Luar Negeri AS: Israel Setujui 'Misi Penilaian' PBB di Gaza utara
"Era pemanasan global telah berakhir, era pendidihan global telah tiba," kata Sekjen PBB Antonio Guterres kepada wartawan di New York dikutip Jumat (28/7/2023).
Sebagian Eropa, Asia dan Amerika Utara diilustrasikan telah terbakar bulan ini. Hal itu disebabkan suhu panas tinggi yang diintensifkan oleh pemanasan global dikombinasikan dengan kebakaran hutan yang menghanguskan Kanada serta sebagian Eropa selatan.
Organisasi Meteorologi Dunia dan Layanan Perubahan Iklim Copernicus (C3S) Eropa mengakui sangat mungkin bahwa Juli 2023 akan menjadi bulan terpanas sejak tahun 1940-an. Analisa mereka, suhu tiga minggu pertama bulan Juli, tercatat rata-rata global di atas periode komparatif apa pun.
"Suhu pada periode tersebut 'luar biasa', dengan anomali yang begitu besar sehingga para ilmuwan yakin rekor tersebut telah dipecahkan bahkan sebelum bulan berakhir," ungkap Carlo Buontempo, Direktur C3S.
Sekretaris Jenderal Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) Petteri Taalas memperkirakan lima tahun ke depan, kemungkinan besar suhu global untuk sementara akan naik 1,5 derajat Celsius di atas patokan pra-industri.,
"Cuaca ekstrem yang telah memengaruhi jutaan orang di bulan Juli, sayangnya, adalah kenyataan pahit dari perubahan iklim dan gambaran masa depan," katanya.
Suhu bumi menghangat sekitar 1,2 derajat Celsius akibat pemanasan global sejak akhir 1800-an, yang didorong oleh pembakaran bahan bakar fosil. Akibatnya, gelombang panas menjadi lebih panas, lebih lama, dan lebih sering, serta mengintensifkan cuaca ekstrem lainnya sepertu badai dan banjir. (DID)
Baca Juga: Tertunda Empat Kali, AS Tegaskan DK PBB Siap Lakukan Voting Resolusi Bantuan ke Gaza
Kepadatan Jalur Wisata Puncak Bogor
Peningkatan Pengamanan di Pelabuhan Ketapang Jelan...
Prihatin Pungli, Legislator Golkar Dukung Penertib...
Rombongan PAN Temui Jokowi, Zulhas Bantah Bahas Ka...
Menyeberangi Jembatan Rusak di Pesisir Selatan