CARITAU JAKARTA – Harga emas turun tipis dalam perdagangan Senin (16/5/2022), karena tekanan harga dolar yang terus menguat menekan permintaan investasi logam mulia yang membuat harganya mendekati rekor terendah dalam periode tiga bulan di sesi sebelumnya.
Namun, penurunan imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10 tahun telah membatasi kerugian pada emas dengan imbal hasil nol, membantu menjaga harga di atas level dukungan psikologis utama sekitar USD 1.800 per ounce.
Baca Juga: Beras Penyumbang Terbesar Inflasi Agustus, Presiden: Masih Ada Kenaikan Harga 5-6%
Emas spot turun tipis 0,1 persen, menjadi diperdagangkan di USD 1.808,61 per ounce pada pukul 05.39 GMT. Sementara itu, emas berjangka AS melemah 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di USD 1.804,80 per ounce.
"Dengan USD 1.800 menjadi angka bulat yang besar, wajar jika memberikan beberapa tingkat dukungan karena beberapa (pedagang) mencoba untuk berani dan membeli saat penurunan, sementara yang lain menutup posisi jual yang menguntungkan," kata analis pasar senior City Index, Matt Simpson mengatakan.
Menandai penurunan mingguan keempat berturut-turut, harga emas pada Jumat (13/5/2022) turun lebih dari satu persen menjadi 1.798,86 dolar AS per ounce, sebelum ditutup pada 1.811,15 dolar AS per ounce.
"Tapi itu tidak terlihat bagus untuk emas sekarang. Bahkan jika kita melihat pemantulan dari 1.800 dolar AS, momentum jelas mendukung penurunan lebih lanjut," kata Simpson seperti dilansir Antara dari Reuters.
Kekhawatiran seputar pertumbuhan global membantu dolar memulai minggu ini dari level tertinggi dalam 20 tahun terakhir terhadap mata uang negara-negara maju, membuat emas investasi ‘safe-haven’ saingannya kurang menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Inflasi perlu bergerak lebih rendah untuk "beberapa bulan" sebelum pejabat Federal Reserve dapat dengan aman menyimpulkan bahwa inflasi telah mencapai puncaknya, Presiden Fed Cleveland, Loretta Mester mengatakan pada Jumat (13/5/2022), bahwa dia akan siap untuk mempertimbangkan kenaikan suku bunga yang lebih cepat pada pertemuan Fed September jika data tidak menunjukkan perbaikan.
Meskipun dilihat sebagai lindung nilai inflasi, emas sensitif terhadap kenaikan suku bunga jangka pendek dan imbal hasil obligasi AS, yang meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Logam mulia lainnya di pasar spot, perak turun 0,2 persen menjadi USD 21,03 per ounce, platinum naik 0,1 persen menjadi USD 939,70, dan paladium naik 0,6 persen menjadi USD 1.955,59. (GIBS)
Baca Juga: Presiden Sebut Asumsi 2024, Pertumbuhan Ekonomi 5,2% dan Inflasi 2,8%
Dukung Pencanangan HUT Ke-497 Kota Jakarta, Dishub...
Pabrik Smelter Nikel di Kaltim Terbakar, Dua Peker...
PLN Siap Sukseskan KTT WWF 2024 di Bali
Korban Tewas Gaza Capai 35.272, Serangan Israel Ta...
Polisi Gagalkan Penyelundupan 570 Botol Arak Bali...