CARITAU MAKASSAR - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Jenderal (Purn) Tito Karnavian menyebutkan pengendalian inflasi di Sulawesi Selatan (Sulsel) cukup terkendali.

Akan tetapi pengendalian inflasi itu belum merata di semua daerah 24 kabupaten/kota yang ada di Sulsel.

"Untuk Sulsel sementara ini cukup terkendali, pertumbuhan ekonomi bagus. Karena pertumbuhan pangan dan swastanya juga hidup," katanya usai menggelar Rakor Pengendalian Inflasi di Kantor Gubernur Sulsel, Jum'at (27/1/2023) sore.

"Tapi saya sampaikan tadi, belum tentu merata di semua daerah. Ada daerah yang memang swastanya hidup seperti Makassar, tapi masih ada juga yang tergantung dari pendapatan dari transfer pusat," sambungnya.

Olehnya, ia meminta Pemerintah Daerah (Pemda) di Sulsel agar mencari peluang agar pendapatan asli daerah (PAD) meningkat.

"Yang perlu dilakukan adalah bagaimana mencari peluang mendapatkan PAD-nya naik dan kemudian belanja yang ada, termasuk dari pemerintah pusat itu tepat sasaran dan juga belanja bisa dimaksimalkan sampai akhir tahun," bebernya.

"Penyerapan mungkin 85-90%. Sisakan sedikit silpa untuk tahun berikutnya. Tapi jangan sampai terlalu jauh belanjanya gak terserap. Supaya pertumbuhan ekonominya baik," jelasnya.

Dalam Rakor tersebut, kata dia, dirinya menyampaikan beberapa poin penting terkati pengendalian inflasi menjaga pertumbuhan  ekonomi, isu masalah pendapatan belanja, stunting, penanganan kemiskinan ekstrem dan juga isu lain yang terkait dengan masalah menjaga pertumbuhan ekonomi dan inflasi tersebut.

"Saya menghimbau paradigma dirubah, yaitu bagaimana untuk bagaimana cara bisa mendapatkan pendapatan lebih meningkat, upayakan PAD lebih dominan dari pada transfer pusat. Semua memang harus berfikir bekerja keras membangun daerah, dan kemudian belanja tepat sasaran dan optimal," jelasnya.

Secara umum, lanjut Mantan Kapolri itu, inflasi di Sulsel relatif terkendali dan cukup positif.

"Tapi jangan berpuas diri. Kita upayakan angka inflasi tetap terjaga baik dan bisa diturunkan secara bertahap dan pertumbuhan ekonomi," tandasnya. (KEK)