CARITAU JAKARTA - Penolakan dilakukan Partai Demokrat terkait munculnya nama Yenny Wahid sebagai calon pendamping Anies Baswedan. Penolakan disampaikan Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon.
Jansen menyatakan tidak sepakat jika Yenny Wahid menjadi cawapres Anies Baswedan.
Baca Juga: Prabowo Gibran Menang Telak di Kalsel, dr Sulaiman Umar Layak Duduki Kursi Menteri
Terkait penolakan itu, Yenny sendiri mengaku tidak pernah menyodorkan diri menjadi cawapres Anies Baswedan. "Saya nggak pernah nyodorin diri jadi cawapres Mas Anies lho, saya cuma merespons lamaran yang datang," kata Yenny dalam cuitannya, dikutip Sabtu (12/8/2023).
Bahkan dalam cuitan itu, Yenny juga mengaku mendukung Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY jadi cawapres Anies. "Justru saya mendukung Mas AHY jadi cawapres Mas Anies," tuturnya.
Seperti yang diketahui sebelumnya, Jansen tak sepakat apabila Yenny menjadi cawapres Anies Baswedan. Sebab, kata Jansen, Yenny merupakan bagian dari pemerintahan saat ini.
“Mbak Yenny buat saya bagus. Bahkan lengkap sekali dengan segala atribusi yang melekat dalam diri beliau. Namun untuk posisi wapres di Koalisi Perubahan, buat saya beliau tidak pas, tidak cocok. Mungkin cocoknya di koalisi yang lain,” kata Jansen dalam cuitan akun Twitter-nya seperti dilihat, Kamis (10/8/2023).
Menurut Jansen, Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), yang dibesut partainya bersama NasDem dan PKS, mengusung perubahan dari pemerintahan saat ini. Dengan demikian, dia menghendaki figur cawapres Anies merepresentasikan hal itu.
“Karena jika koalisi ini menang, sebagaimana namanya perubahan, banyak hal yang ingin kami ubah. Dan idealnya cawapres Perubahan ini memang yang selama ini wajahnya merepresentasikan hal itu,” katanya.
Selain itu, Jansen juga menduga para pendukung Anies akan bingung apabila figur cawapresnya tak sesuai dengan tagline poros koalisi. Jansen menyebut Yenny merupakan bagian dari rezim saat ini.
“Agar koalisi ini juga semakin kuat posisi dan brandingnya di rakyat yang ingin perubahan. Di mana semakin hari semakin besar dan luas dukungannya. Tentu mereka akan bingung jika koalisi yang katanya mengusung perubahan malah mencalonkan tokoh yang bukan perubahan, apalagi dia tokoh ‘status quo’ atau bagian dari rezim ini. Baik dia bagian inti atau pinggiran rezim ini,” papar Jansen.
“Tentu jikapun saya misalnya jadi Pak Jokowi termasuk para pendukung rezim ini, pasti akan tidak sukalah: ‘Anda selama ini ikut menikmati rezim ini kok malah tiba-tiba mau mengkritiknya dan pindah ke barisan perubahan lagi,” ungkap Jansen. (DID)
Baca Juga: Penghitungan Suara Pemilu di Lapas Anak
anies baswedan yenny wahid cawapres partai demokrat pilpres 2024 pemilu 2024
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...