CARITAU JAKARTA - Dua peneliti BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) dilaporkan ke lembaga tersebut karena dinilai melanggar etik Aparatur Sipil Negara (ASN).
Keduanya dilaporkan terkait polemik penetapan hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah yang membuat satu di antara kedua peneliti itu mengancam akan membunuh warga Muhammadiyah.
Baca Juga: Bareskrim: Bisa Saja Ada Tersangka Lain dalam Kasus Ujaran Kebencian Peneliti BRIN pada Muhammadiyah
Kedua peneliti yang dilaporkan tersebut adalah Andi Pengerang (AP) Hasanuddin dan Prof. Thomas Djamaluddin. Andi adalah peneliti yang mengancam akan membunuh warga Muhammadiyah.
Keduanya dilaporkan oleh Majelis Hukum dan HAM (MHH) PP Muhammadiyah dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.
“Kami menilai pernyataan Thomas dan Andi telah melanggar kode etik ASN sebagaimana diatur dalam Keputusan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional No. 76/HK/2022 tentang Kode Etik dan Kode Perilaku Pegawai Aparatur Sipil Negara di lingkungan BRIN,” kata Kepala Riset dan Advokasi Kebijakan Publik LBH PP Muhammadiyah, Gufroni, Rabu (26/4/2023).
Seperti diketahui, kasus yang sedang menjadi sorotan publik ini berawal ketika Thomas mengomentari keluhan Muhammadiyah tentang sejumlah kepala daerah, di antaranya Walikota Pekalongan dan Walikota Sukabumi, yang tak mengizinkan lapangannya digunakan Muhammadiyah untuk Salat Idul Fitri pada Jumat (21/4/2023), karena pemerintah menetapkan Idul Fitri 1444 Hijrah pada Sabtu (22/4/2023).
Sebelumnya, Thomas bahkan sempat mengeritik cara Muhammadiyah menetapkan kalender hijriah atau kalender Islam dengan merujuk pada wujudul Hilal, karena menurutnya, metode itu telah usang.
Kemudian, atas postingannya yang mempersoalkan keluhan Muhammadiyah, seorang netizen bernama Aflahal Mufadilah memberi komentar, dan dijawab Thomas dengan kalimat sebagai berikut,
“Ya, sudah tidak taat keputusan pemerintah, eh masih minta difasilitasi tempat shalat Ied. Pemerintah pun memberikan fasilitas”.
Pernyataan Thomas ini dijawab dengan sadis oleh Andi.
“Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian,” katanya.
Tak hanya itu, Andi bahkan mengatakan kalau saat ini BRIN telah menganggap jamaah Muhammadiyah sebagai musuh dalam hal keilmuan progresif, termasuk dalam perbedaan penetapan hari Idulfitri 1444 Hijriah.
“Kalian Muhammadiyah, meski masih jadi saudara seiman kami, rekan diskusi lintas keilmuan, tapi kalian sudah kami anggap jadi musuh bersama dalam hal anti-TBC (takhayul, bidah, churofat) dan keilmuan progresif yang masih egosektoral. Buat apa kalian berbangga-bangga punya masjid, panti, sekolah, dan rumah sakit yang lebih banyak dibandingkan kami kalau hanya egosentris dan egosektoral saja?” katanya.
Thomas dan Andi telah meminta maaf atas pernyataannya, dan Andi hari ini menjalani sidang etik di BRIN atas ancaman pembunuhan yang ditujukannya kepada warga Muhammadiyah. (DID)
Baca Juga: Bareskrim Tahan Peneliti BRIN
peneliti brin dilaporkan postingan bunuh warga muhammadiyah penentuan hilal
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024