CARITAU JAKARTA - Sejumlah aktivis 98 yang tergabung dalam Prakarsa Aktivis Pro Persatuan dan Kemajuan menegaskan menolak isu pemakzulan. Isu pemakzulan tersebut dinilai sangat berbahaya dan mengganggu kedamaian negeri.
Hal itu dikatakan inisiator Prakarsa Aktivis, Hendarsam Marantoko. Menurutnya, dengan adanya isu pemakzulan, mimpi yang dibangun para presiden pendahulu serta pengorbanan para pahlawan menjadi sia-sia jika Republik Indonesia terancam perpecahan.
Untuk itu, dirinya menyerukan semua pihak untuk bersama menjaga pemilu berjalan dengan aman dan damai.
"Kami menyerukan agar seluruh elemen kebangsaan dapat mengukuhkan kembali persatuan nasional, mengikuti semua mekanisme dan proses sesuai dengan aturan hukum yang ada dan mengedepankan pemilu yang damai, jujur dan terbuka," kata Hendarsam Marantoko di Kantor DPP Persaudaraan 98, Jakarta, Jumat (19/1/2024).
"Sehingga nantinya benar-benar menghasilkan pemimpin yang legitimate sehingga Indonesia tetap bermartabat dalam pergaulan dunia yang makin dinamis dan menantang," lanjutnya.
Terlebih, kata dia isu tersebut dilontarkan demi ambisi segelintir orang yang tak ingin adanya suasana damai di tengah pemilu saat ini.
"Tampak sekali bahwa pragmatisme politik yang berlebihan, ambisi yang besar untuk berkuasa, telah menanggalkan nilai-nilai kenegarawanan dan mencampakan prinsip bahwa kepentingan bangsa dan negara berada di atas kepentingan pribadi dan golongan serta kepentingan pribadinya sendiri," tutupnya.
Para aktivis pro persatuan ini terdiri dari sejumlah aktivis kawakan, mulai dari tahun 90-an hingga zaman reformasi dan perwakilan Gen Z. Prakarsa Aktivis adalah kumpulan aktivis mahasiswa 98, aktivis LSM dan aktivis pergerakan rakyat tahun 1990-an.
Mereka terdiri dari Mantan Ketum PRD, Budiman Sudjatmiko, Haris Rusly Moti (aktivis Gerakan Mahasiswa 98 Yogyakarta), Eli Salomo Sinaga (aktivis Gerakan Mahasiswa 98 Jakarta), Wahab Talaohu (aktivis Gerakan Mahasiswa 98 Jakarta), Agus Jabo Priyono (aktivis Mahasiswa 90 di Solo).
Kemudian, Rachlan Nasidik (aktivis LSM), Wignyo Prasetyo (aktivis Mahasiswa 90 an Jakarta), Sangap Surbakti (aktivis Mahasiswa 98 Jakarta), Salamuddin Daeng (aktivis LSM), Mangapul Silalahi (aktivis Mahasiswa 98 Jakarta), Sulaiman Haikal (aktivis Mahasiswa 98 Jakarta).
Panel Barus (aktivis Mahasiswa Jakarta), Bungas T. Fernando Duling (aktivis Mahasiswa 98 Jakarta), Hendarsam Marantoko (aktivis dan Praktisi Hukum), Anto Kusumayuda (aktivis Mahasiswa 98 Jakarta), David Herson (aktivis Generasi Milenial dan Gen Z).
Selanjutnya, Andi Arief (aktivis Gerakan Mahasiswa 90 an), Urai Zulhendry (aktivis Mahasiswa Jakarta), Gigih Guntoro (aktivis Gerakan Mahasiswa 98 Jawa Timur), Rahman Toha (mantan Presiden Mahasiswa UGM, mantan Ketum KAMMI), Fernando Rorimpandey (aktivis Gerakan Mahasiswa 98 Jakarta).
Ricky Tamba (aktivis Gerakan Mahasiswa 98 Lampung), George Edwin Sugiarto (alumni HMI), Jhohannes Marbun (aktivis Mahasiswa Yogyakarta), Kun Nurachadijat (aktivis gerakan mahasiswa 98 UI Jakarta) dan sejumlah aktivis lain yang pro persatuan dan kemajuan. (DID)
aktivis 98 tolak isu pemakzulan pemakzulan jokowi pilpres 2024
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...
GKJ Pererat Hubungan dengan Warga Melalui Jumat Be...
Demi Kepentingan Kaum Betawi, RK dan Eki Pitung Se...