CARITAU JAKARTA - Pendiri Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia (AROPI), Denny JA meminta seluruh masyarakat untuk melihat rekam jejak kredibilitas lembaga survei di Pemilihan Umum hingga Pemilihan Presiden (Pilpres) sebelumnya. Hal tersebut dia ucapkan merespon keraguan masyarakat akan hasil lembaga survei jelang Pilpres 2024 mendatang.
"Lihat saja jejak digitalnya. Itulah cara yang paling mudah untuk menilai kredibilitas lembaga survei, juga konsultan politik. Kita bisa menjadikan studi kasus LSI Denny JA, sebagai lembaga survei (dan Quick Count), dan sebagai konsultan politik. Lihat jejaknya pada Pilpres 2019 saja, pilpres yang paling dekat, yang sudah terjadi," kata Denny dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (8/2/2024).
Pada tanggal 21 Mei 2019, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil resmi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Jokowi-Ma’ruf berhasil meraih kemenangan dengan perolehan suara sebesar 55,50%, sementara Prabowo-Sandi memperoleh 44,50%. Hasil ini telah diberitakan secara merata oleh berbagai media.
Sebelumnya, lima hari sebelum hari pencoblosan pada tanggal 12 April 2019, Kumparan melaporkan prediksi survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA. Dalam survei tersebut, LSI Denny JA memprediksi kemenangan Jokowi-Ma’ruf dengan rentang suara antara 55,9% hingga 65,8%, sementara Prabowo-Sandi diperkirakan memperoleh suara antara 34,2% hingga 44,1%.
Dalam penjelasannya, Denny JA menyatakan bahwa prediksi LSI Denny JA disampaikan dalam bentuk interval karena adanya tiga variabel yang tidak pasti pada saat survei dilakukan. Yaitu pemilih yang belum menentukan pilihan, pemilih yang telah memilih namun dapat berubah, dan tingkat partisipasi golput yang tidak bisa diprediksi secara pasti.
Selisih antara hasil survei LSI Denny JA dengan hasil resmi KPU yang diumumkan lima minggu kemudian sangatlah kecil, masih berada dalam batas margin of error (2,9%). Hasil Quick Count LSI Denny JA yang diumumkan pada hari pencoblosan juga menunjukkan akurasi yang tinggi, dengan selisih absolut hanya 0,12% dengan hasil resmi KPU.
LSI Denny JA juga dikenal sebagai konsultan politik yang memiliki peran penting dalam strategi pemenangan dalam empat kali Pilpres berturut-turut, yaitu pada Pilpres 2004, 2009, 2014, dan 2019.
Denny JA menjelaskan perbedaan antara lembaga survei dan konsultan politik, di mana lembaga survei bertujuan untuk merekam opini publik sedangkan konsultan politik menggunakan data survei untuk mengubah opini publik melalui program-program di lapangan.
Konsultan politik menghadirkan strategi pemenangan yang kompleks dengan melibatkan tim lapangan untuk mengubah opini publik, menyediakan berbagai jenis iklan, dan menggerakkan massa pendukung klien pada hari pemungutan suara.
Dalam konteks Pilpres, lembaga survei dan konsultan politik memiliki peran yang penting dalam mendukung calon dan mempengaruhi hasil suara.
"Di era pemilu langsung, capres dan cawapres ( juga gubernur, walikota, bupati) memerlukan lembaga survei untuk berdiri di sebelah kirinya, dan konsultan politik untuk tegak di sebelah kanannya," tutup Denny JA. (RMA)
Baca Juga: Anies Klaim Kampanye Akbar Digagas Elemen Masyarakat yang Inginkan Perubahan
Baca Juga: Program Makan Siang Gratis Dikritik, Gerindra: Demi Siapkan SDM Unggul 2045
lsi denny ja Survei Pilpres 2024 pemilu 2024 pilpres 2024 quick count real count
Cawagub 02 Fatmawati Dua Bulan Keliling 24 Kabupat...
Kampanye Akbar 02 Andalan Hati, Panglima Dozer: Su...
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...