CARITAU BEIJING - Di tengah agresi yang masih berlangsung, Israel berencana membangun pemukiman Yahudi di wilayah pendudukan Palestina. Terkait hal itu, Pemerintah China dengan tegas menentang rencana pembangunan permukiman Israel itu.
"China menentang pembangunan permukiman Israel di wilayah pendudukan Palestina. China menentang perubahan sepihak terhadap status Yerusalem dan status quo yang telah dibentuk oleh sejarah," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China pada dikutip Sabtu (23/12/2023).
Baca Juga: Iran Kecam AS yang Tindak Keras Mahasiswa Pendemo Pro-Palestina
Militer Israel pada Jumat (22/12) memerintahkan penduduk Al-Bureij, di Gaza tengah, untuk segera pindah ke selatan, menunjukkan fokus baru serangan darat yang telah menghancurkan bagian utara Jalur Gaza dan melakukan serangkaian serangan di selatan.
"Kami percaya bahwa masalah status Yerusalem harus diselesaikan melalui negosiasi oleh pihak-pihak terkait sesuai dengan resolusi PBB," tambah Wang Wenbin.
Ketika ketegangan Palestina-Israel terus meningkat dan risiko meluasnya konflik di Gaza membesar, Wang Wenbin mengatakan, pihak-pihak terkait harus berhati-hati.
"Kemudian juga menghindari tindakan apa pun yang dapat menyebabkan eskalasi atau membuat situasi menjadi tidak terkendali," ungkap Wang Wenbin, dilansir dari laporan Antara.
Pemerintah Israel di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk memberantas Hamas, pasca Hamas melancarkan serangan pada 7 Oktober.
Agresi Israel menyebabkan kematian 20.057 warga Palestina dan 53.320 lainnya terluka dalam serangan Israel sejak 7 Oktober. Israel mengatakan 140 tentaranya tewas.
Dalam laporan terbaru pertempuran pada Jumat, warga melaporkan penembakan tank Israel di wilayah timur Al-Bureij, yang menjadi sasaran perintah evakuasi militer terbaru.
Kantor berita Shehab yang berafiliasi dengan Hamas melaporkan penembakan besar-besaran dan serangan udara terhadap Jabalia al-Balad dan kamp pengungsi Jabalia, di Gaza utara, dan bahwa kendaraan Israel berusaha maju dari sisi barat Jabalia di tengah suara rentetan tembakan.
Serangan udara juga dilaporkan terjadi di Khan Yunis dan Rafah, di selatan. Badan PBB Program Pangan Dunia (WFP) melaporkan lebih dari 576.600 orang di daerah kantong Palestina yang terkepung di Gaza itu tengah menghadapi “bencana kelaparan (IPC Fase 5) dan kelaparan.”
Sementara itu, perundingan berlanjut pada Kamis untuk mencoba menghindari veto AS terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB, yang dirancang oleh Uni Emirat Arab, yang akan menuntut agar Israel dan Hamas mengizinkan "penggunaan semua rute darat, laut dan udara ke seluruh Gaza" untuk pengiriman bantuan kemanusiaan.
Pada Kamis malam di New York, setelah perundingan selama berpekan-pekan dan pemungutan suara tertunda selama berhari-hari, pemungutan suara oleh Dewan Keamanan ditunda lagi hingga Jumat, meskipun AS mengatakan pihaknya kini dapat mendukung rancangan resolusi yang diubah. (IRN)
Baca Juga: Tak Gubris Resolusi PBB, Israel Tegaskan Tidak Ada Gencatan Senjata saat Ramadan
china israel palestina jalur gaza serangan udara pendudukan israel Pembangunan Pemukiman Yahudi
Cawagub 02 Fatmawati Dua Bulan Keliling 24 Kabupat...
Kampanye Akbar 02 Andalan Hati, Panglima Dozer: Su...
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...