CARITAU BEIJING – Pemerintah China menyampaikan protes terhadap pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri AS atas hasil pemilu Taiwan.
"Pernyataan Kemenlu AS mengenai pemilu di wilayah Taiwan secara serius melanggar prinsip 'Satu China' dan 'Tiga komunike bersama AS-China', dan bertentangan dengan komitmen politik AS yang hanya mempertahankan hubungan budaya, komersil, dan hubungan tidak resmi lainnya dengan Taiwan," bunyi pernyataan tertulis Kemenlu China, di Beijing, Minggu (14/1/2024).
Pada Sabtu malam, calon pemimpin Taiwan dari Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa, William Lai Ching-te, telah menyatakan kemenangan dalam pemilihan pemimpin Taiwan.
Menlu AS Antony Blinken kemudian menyampaikan ucapan selamat.
"Kami mengucapkan selamat kepada Dr Lai Ching-te atas kemenangannya dalam pemilihan Taiwan. Kami juga mengucapkan selamat kepada rakyat Taiwan yang berpartisipasi dalam pemilihan yang bebas dan adil serta menunjukkan kekuatan sistem demokrasi mereka," kata Blinken.
Kemenlu China mengritisi pernyataan Bkinken.
"Hal ini juga mengirimkan sinyal yang sangat keliru kepada kelompok separatis 'pendukung kemerdekaan Taiwan'. Kami sangat menyesalkan pernyataan tersebut dan dengan tegas menentang hal itu. Kami juga telah menyampaikan pernyataan resmi kepada AS," tulis Kemenlu China.
Kemenlu China menyebut, masalah Taiwan adalah inti dari kepentingan nasional China dan menjadi garis terlarang yang tidak boleh dilanggar dalam hubungan China-AS.
"Prinsip 'Satu China' adalah norma dasar dalam hubungan internasional, konsensus yang berlaku di komunitas internasional, dan landasan politik hubungan China-AS. China dengan tegas menentang AS melakukan segala bentuk interaksi resmi dengan Taiwan dan mencampuri urusan Taiwan dengan cara apa pun, dan dengan dalih apa pun," tegas Kemenlu China.
Mereka mendesak AS agar dengan sungguh-sungguh mematuhi prinsip ‘Satu China’ dan ‘Tiga Komunike Bersama China-AS’, dan bertindak serius sesuai komitmen yang telah ditegaskan berkali-kali oleh para pemimpin AS untuk tidak mendukung opsi ‘kemerdekaan Taiwan’, ‘dua China’, atau ‘satu China, satu Taiwan’, dan tidak berusaha menggunakan masalah Taiwan sebagai alat untuk membendung China.
"Kami mendesak AS untuk menghentikan interaksi yang bersifat resmi dengan Taiwan dan berhenti mengirimkan sinyal yang salah kepada kelompok separatis untuk 'kemerdekaan Taiwan'," kata Kementerian Luar Negeri China.
Sebelumnya, Presiden AS, Joe Biden, sudah menyampaikan bahwa ia tidak mendukung kemerdekaan Taiwan.
"Kami tidak mendukung kemerdekaan bagi Taiwan", kata Biden setelah hasil pemilihan diumumkan di Taipei. Biden berkomentar saat berangkat dari Gedung Putih menuju Camp David.
Pada Pemilu Taiwan, calon dari DPP, William Lai Ching-te, memperoleh lebih dari 5,58 juta suara dari sekitar 14 juta surat suara, Hou Yu-ih mengantongi 4,66 juta suara, dan Ko Wen-je dari Partai Rakyat Taiwan (TPP) memperoleh 3,68 juta suara.
Lai mengatakan telah menerima dukungan paling banyak dan menegaskan Taiwan akan terus berada di jalur yang benar.
“Kami akan menggunakan pertukaran untuk mengganti penghambatan, dialog untuk mengganti konfrontasi, dan dengan percaya diri mengupayakan pertukaran dan kerja sama dengan China,” ungkap Lai seperti dirilis Antara.
Lai akan resmi menjabat pada Mei 2024 setelah masa jabatan empat tahun pemimpin Tsai Ing-wen berakhir. Saat ini, Lai masih menjadi Wakil Pemimpin Tsai Ing-wen dan akan menjadi kemenangan masa jabatan DPP ketiga secara berturut-turut.(BON)
Baca Juga: Hasil Survei Sebut 55% Warga AS Menentang Aksi Brutal Militer Israel di Gaza
Baca Juga: Enam Orang Masih Dinyatakan Hilang dalam Peristiwa Ambruknya Jembatan Baltimore
Cara Upgrade Skill Gaming dengan Samsung Galaxy A1...
Masuk Minggu Tenang, Pj Teguh Pastikan Jakarta Ber...
Cawagub 02 Fatmawati Dua Bulan Keliling 24 Kabupat...
Kampanye Akbar 02 Andalan Hati, Panglima Dozer: Su...
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...