CARITAU JAKARTA – Ketua Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia Petrus Reinhard Golose menegaskan timnya akan secara masif mencegah peredaran narkoba selama kampanye dan Pemilu 2024. Dia juga mengingatkan politisi untuk tidak menyalahgunakan narkoba.
"Di masa kampanye, saya meminta masyarakat untuk mencegah penyalahgunaan narkoba, termasuk juga kepada politisi. Karena kita akan menerima proses demokrasi dengan baik," kata Petrus usai menghadiri kegiatan Uji Publik Hasil Pengukuran Prevalensi Penyalahguna Narkoba Tahun 2023 di Jakarta, Rabu (29/11/2023).
Baca Juga: Bea Cukai Sita 170 Kg Ganja Asal Aceh Lewat Penjualan Daring
Petrus turut menyampaikan strategi atau langkah-langkah yang dilakukan pihaknya untuk mencegah peredaran narkoba. Salah satunya adalah mengawasi tempat yang kerap dijadikan transaksi narkoba.
"Sebab, banyak di tempat tambang, kelapa sawit dan sebagainya terjadi peningkatan peredaran gelap narkotika, dilihat dari hasil penangkapan berkaitan dengan strategi hard power approach.
"Untuk antisipasi ini, kita seluruh daerah mengeluarkan SKHPN (Surat Keterangan Hasil Pemeriksaan Narkotika-red). kemudian nantinya kita telah perintahkan kepada seluruh jajaran untuk mengawasi. Karena ada tempat tertentu, mereka mengajak itu kemudian ada pencegahan lainnya," terang dia.
Dia menjelaskan peredaran narkoba adalah trans national organization crime dan sindikatnya sangat luar biasa. Atas dasar tersebut, Petrus menyebut pihaknya juga akan menyelesaikan permasalahan ini secara 'extraordinary', termasuk tindak pidana pencucian uang.
"Untuk kasus-kasus money laundering, kami sementara sudah melakukan investigasi bersama-sama. Karena banyak yang sudah tertangkap pun, sudah di lembaga pemasyarakatan mereka masih melakukan kegiatan dan melakukan pencucian uang," terangnya.
Angka Pengguna Narkoba Menurun
Sebelumnya, Petrus mengumumkan jumlah pengguna narkoba di Indonesia menurun dalam kurun waktu dua tahun. Kata dia, angka pengguna narkoba di tahun 2023 sebesar 1,73% atau 3,3 juta orang, menurun dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 1,95% atau 3,6 juta jiwa.
"Jadi kita lihat bahwa selama dua tahun terakhir ini ada penurunan penggunaan narkotika di Indonesia. Dari angka 1,95% menjadi 1,73%. Kalau hanya melihat angkanya, memang menurun 0,22%, tapi kalau kita lihat lagi ada lebih dari 300 ribu anak bangsa yang diselamatkan dari hasil penelitian kuantitatif ini," kata Petrus.
Berdasarkan data yang dipaparkan BNN, angka prevalensi penyalahgunaan narkoba selama di tahun 2023 adalah 1,73% dari jumlah penduduk berumur 15-64 tahun. Artinya, setiap 10 ribu penduduk Indonesia, terdapat 173 orang yang mengkonsumsi narkoba.
Sementara angka prevalensi pernah pakai penyalahgunaan narkoba di tahun 2023 adalah 2,20% dari jumlah penduduk berumur 15-64 tahun (4,24 juta jiwa).
Angka tersebut menunjukkan penurunan prevalensi penyalahgunaan narkoba di tahun 2023, dibandingkan tahun 2021 sebesar 11,28% dalam setahun pakai dan 10,93% pernah pakai. Penurunan ini kemungkinan terkait dengan menurunnya kasus ODHIV dalam beberapa tahun terakhir. (RMA)
Baca Juga: Sita Ratusan Gram Narkoba, Polres Jakpus Amankan 76 Tersangka
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024