CARITAU JAKARTA - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengungkapkan sikapnya dalam menghadapi ejekan serta sindirian yang ditujukan kepadanya meski terus gagal mencalonkan diri sebagai presiden Indonesia.

Hal itu dikatakan Prabowo menanggapi adanya ejekan atau sindiran dari pihak tertentu yang mempertanyakan dirinya kembali maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, meski sudah tiga kali gagal.

Baca Juga: Capai 3,5 Juta, Pemesan e-Tiket Kampanye Akbar AMIN di JIS Kalahkan Konser Coldplay

“Ada yang mengejek waktu itu, ngenyek, Prabowo sudah beberapa kali kalah masih mau maju lagi,” kata Prabowo saat hadir dalam kegiatan reuni akbar dan halalbihalal purnwirawan TNI-Polri, di Jogja Expo Center (JEC) beberapa waktu lalu.

Meskipun sudah tiga kali maju dan berakhir gagal, namun Prabowo tidak gentar pada Pilpres 2024 kali ini. Prabowo menyebut bahwa ia merupakan pejuang merah putih yang dididik pantang menyerah.

“Dia tidak tahu kalo Prabowo Subianto adalah pejuang merah putih, saya dididik hari pertama sebagai prajurit oleh pelatih-pelatih saya, oleh senior senior saya, oleh angkatahn 45, saya dididik tidak mengenal menyerah,” tegas Prabowo.

Ia juga menambahkan, akan tetap terus berjuang hingga akhir seperti yang diajarkan oleh Jenderal Sudirman.

“Idola kita panutan kita adalah Jenderal Sudirman, dan beliau ajarkan jangan sekali-kali menyerah, tidak mengenal menyerah, itu nilai-nilai 45, kita diajarkan sampai nafas kita yang terakhir,” sebut Ketum Gerindra.

Tidak hanya sampai disitu, Prabowo Subianto juga menegaskan bahwa tidak ada kata menyerah di dalam hati seorang pejuang.

“Tidak ada kata menyerah di dalam hati seorang pejuang, menang kalah biasa. Jangan-kan menang kalah, mati dalam pertempuran kita siap apalagi selema hayat masih di kandung badan,” pungkas Prabowo Subianto.

Diketahui, Prabowo Subianto sudah tiga kali mengikuti Pilpres, pada 2009 menjadi cawapres yang dipasangkan dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Lalu pada 2014 dia maju sebagai capres yang dipasangkan dengan Hatta Radjasa, dan capres pada 2019 ketika dipasangkan dengan Sandiaga Uno. (DID)

Baca Juga: Jelang Masa Tenang Pemilu 2024, Bawaslu Bakal Tertibkan APK Langgar Aturan