CARITAU JAKARTA - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengakui adanya surat suara yang telah tercoblos di luar negri, termasuk di Kaula Lumpur, Malaysia. Hal itu sesuai fakta yang ditemukan di lapangan.

Adanya surat suara yang dicoblos sebelum hari pemungutan suara sempat viral melalui unggahan video di media sosial (medsos).

Ketua Bawaslu, Rahmat Bagja menyebut, kasus surat suara yang sudah dalam keadaan tercoblos itu adalah benar sesuai dengan fakta yang telah terjadi di lapangan.

Temuan itu juga didapat pihaknya dari hasil penelusuran yang telah dilakukan oleh Panitia Pengawas Pemilu Luar Negeri (Panwaslu LN) selama kurang lebih dua pekan.

Atas kasus itu, Bagja kemudian telah memberikan rekomendasi kepada Panitia Penyelenggara Pemilu Luar Negeri (PPLN) Kuala Lumpur untuk melakukan kegiatan pemungutan suara ulang.

"Karena terdapat banyaknya rangkaian peristiwa pelanggaran yang kemudian memberikan dampak terhadap pemungutan suara metode pos dan kotak suara keliling di Kuala Lumpur," kata Bagja dalam konferensi pers yang digelar di kantor Bawaslu RI, pada Rabu (14/2/2023). 

Selain itu, Bagja mengungkapkan bahwa dalam surat rekomendasi itu pihaknya meminta PPLN untuk melaksanakan pemungutan suara ulang dengan di awali kegiatan pemuthakiran data pemilih untuk metode pos dan KSK di Kuala Lumpur.

Ia mengatakan, pemilih yang sudah terdaftar memilih di tempat pemungutan suara (TPS) normal tidak boleh masuk dalam basis data pencocokan dan penelitian (coklit) untuk pemutakhiran data pemilih, serta tak diikutkan dalam pemungutan suara metode pos dan KSK.

Disisi lain, lanjut Bagja Bawaslu juga merekomendasikan panitia pemungutan suara luar negeri (PPLN) Kuala Lumpur untuk mencari metode selain pos untuk menghindari kejadian yang sama dalam video kembali terulang.

Bagja menambahkan, langkah itu dilakukan dalam rangka untuk menghindari munculnya potensi kecurangan dalam pelaksanaan kontesasi Pemilu 2024 di Kuala Lumpur, Malaysia.

"Ini untuk menghindari adanya kegiatan mencoblos dua kali," tutup Bagja. (GIB/DID)