CARITAU SURABAYA – Bank UMKM Jawa Timur mampu tumbuh positif meski menghadapi tekanan Covid-19. Hal itu tampak dari pertumbuhan kredit, aset dan dana pihak ketiga (DPK) serta laba bank perkreditan rakyat (BPR) yang saham mayoritas milik Pemprov Jatim.
Laporan Keuangan 2021 (audited), Bank UMKM berhasil membukukan laba sebelum pajak naik 8% menjadi Rp 24.155 miliar. Begitu pula total aset tumbuh 6,5% menjadi Rp 2,911 triliun, kredit tumbuh 5,05% menjadi Rp 2,156 triliun, dan DPK tumbuh 8,9% menjadi Rp 2,256 triliun.
Baca Juga: Kredit Bank Jatim Naik 18,76%, di Atas Pertumbuhan Nasional Triwulan I 2024
“Alhamdulillah, meski pandemi kredit Bank UMKM masih bisa tumbuh 5,05% , lebih tinggi dari rata-rata kredit BPR,” kata Direktur Utama Bank UMKM Jatim Yudhi Wahyu Maharani usai rapat umum pemegang saham (RUPS) Bank UMKM yang digelar di Surabaya pada Selasa (15/3/2022).
Yudhi mengatakan adanya restrukturisasi kredit sesuai POJK Nomor 11/POJK.03/2020 yang memberi kelonggaran pada UMKM sesuai dengan kekuatan mereka ini membuat UMKM terutama yang mikro tetap bisa hidup di tengah tekanan pandemi.
Hingga kini total restrukturisasi kredit yang diberikan sebesar Rp 373 miliar kepada 4.555 debitur dengan relaksasi baik keringanan suku bunga maupun perpanjangan waktu.
“Inilah yang membuat kami tetap semangat karena para UMKM tidak mati karena ada kesempatan melakukan recovery,” kata Yudhi.
Dari total kredit Rp 2.156 triliun, komposisi kredit sektor produktif mencapai 83% dan sektor konsumtif mencapai 17,9%. Kinerja NPL (rasio kredit macet/non performing loan) Bank UMKM per Desember 2021 sebesar 6,71%, lebih baik dibandingkan NPL rata-rata BPR se-Jatim di angka 7,53%.
Kredit Ultra Mikro
Yudhi mengatakan tahun ini Bank UMKM menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 9 persen, dengan tetap fokus pada kredit produktif seperti sector pertanian, sekaligus memperluas kredit ultra mikro.
“Kami akan meluncurkan program kredit prokesra untuk ultra mikro dengan plafon maksimum Rp 10 juta dan bunga 3%. Saat ini sedang diproses Pemprov guna memdapat subsidi pemerintah Rp 10 miliar. Harapannya bisa segera teralisasi dalam satu-dua bulan. Target kami bisa mendapat 20 ribu nasabah,” papar Yudhi.
Guna mencapai target tahun ini untuk memperbesar kredit ritel, Bank UMKM akan menambah 11 kantor kas di kecamatan sehingga lebih dekat dengan desa dan para petani.
Yudi mengatakan tahun ini Bank UMKM mengajukan tambahan modal kepada Pemprov Jatim sebesar Rp 200 miliar diperuntukan untuk ekspansi kredit dan pengembangan teknologi.
“Teknologi seperti mobile banking perlu untuk layanan nasabah di beberapa daerah yang sekarang masih agak tertinggal. Insfraktuktur sudah kami siapkan tinggal menunggu izin regulasi sekitar pertengahan tahun atau triwulan ketiga,” kata Yudhi.
Rekapitulasi data transaksi layanan digital Bank UMKM mencatat layanan virtual account memiliki nominal transaksi sebesar Rp 7,87 miliar dan transaksi cash out yaitu layanan transfer dana nasabah ke bank-bank lain sebesar Rp 37,8 miliar.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Jumadi mengatakan dalam kondisi pandemi sekarang ini jika ada bank seperti Bank UMKM dengan kinerja yang sehat, terutama pada peningkatan laku bersih dan efisiensi itu adalah sesuatu yang sangat positif.
“Ini artinya Bank UMKM akan bisa tumbuh lebih leluasa dengan spectrum yang lebih luas untuk ikut membangun ekonom Jawa Timur,” kata Jumadi yang hadir di RUPS Bank UMKM mewakili Gubernur Jawa Timur.
Menurutnya keberadaan UMKM penting karena sebarannya merata di semua geografis sehingga mengindikasikan disparitas di semua wilayah kecil. Terlebih keberadaan Bank UMKM yang khusus melayani UMKM termasuk juga ultra mikro. (HAP)
Baca Juga: Bank Maspion Targetkan Kredit 2024 Tumbuh 48%
Pj Teguh Instruksikan Perangkat Daerah Bersinergi...
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...