CARITAU WASHINGTON - Kantor Kepresidenan Amerika Serikat, Gedung Putih, mengakui betapa gawatnya krisis kemanusiaan di Jalur Gaza yang terkepung. Sementara begitu banyak warga sipil meninggal dan kebutuhan sehari-hari menjadi langka di wilayah itu.
Dalam sebuah pernyataan, Rabu (13/3/2024) waktu setempat, Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan kelangkaan kebutuhan bagi penduduk sipil merupakan faktor yang mendorong AS mulai berupaya menyalurkan bantuan kemanusiaan lewat udara.
Baca Juga: Setiap 10 Menit Satu Anak Gaza Terbunuh Pihak Israel
Terkait dengan upaya itu, kata jubir, AS juga membuat rencana baru untuk membangun dermaga sementara untuk memfasilitasi pengiriman bantuan melalui laut.
“Para warga sipil Palestina yang tidak bersalah membutuhkan hal-hal penting: makanan, air, dan bantuan medis... kami ingin pastikan bahwa bantuan bisa masuk sebanyak-banyaknya, karena ada krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza," katanya.
“Presiden telah mengatakan bahwa Israel perlu berbuat lebih banyak,” ujarnya kepada para wartawan di pesawat kepresidenan AS, Air Force One.
Mengutip Antara, Jean-Pierre ditanya mengapa Presiden Joe Biden sejauh ini tidak menetapkan persyaratan terhadap Israel soal bantuan militer AS agar Israel mengizinkan lebih banyak bantuan masuk ke wilayah kantong yang terkepung.
Sebagai jawabannya, sang jubir menekankan perhatian pada upaya yang sedang berlangsung untuk menjadi perantara upaya perwujudan gencatan senjata --yang akan dijadikan imbalan atas pembebasan para sandera yang ditawan Hamas.
“Kesepakatan penyanderaan ini penting kita dapatkan, supaya sekali lagi, akan dibarengi dengan gencatan senjata sementara," kata Jean-Pierre.
"Kami sudah membicarakan hal ini selama enam minggu agar tercapai kesepakatan soal bantuan kemanusiaan, sehingga kita bisa memastikan para sandera itu bisa pulang,” ujarnya, menambahkan.
“Presiden fokus pada hal ini. Kami yakin dengan menyelesaikan hal ini – harapannya adalah tercapainya gencatan senjata yang lebih lama dan permanen,” katanya.
Israel terus melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza hingga menewaskan lebih dari 31.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Perang yang dilancarkan Israel juga telah menyebabkan lebih dari 73.000 orang terluka di tengah kehancuran massal dan kelangkaan kebutuhan pokok.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), serangan Israel menyebabkan 85% penduduk Gaza mengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Selain itu, 60% infrastruktur di wilayah kantong tersebut rusak atau hancur.
Israel di Mahkamah Internasional (ICJ) dituntut melakukan genosida. Putusan sela yang dikeluarkan ICJ pada Januari memerintahkan Israel menghentikan tindakan genosida, serta mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan sampai kepada warga sipil di Gaza. (IRN)
Baca Juga: Lebih 600 Ribu Anak di Rafah Gaza Kelaparan Imbas Serangan Israel
amerika serikat israel palestina jalur gaza Krisis Kemanusiaan bantuan kemanusiaan
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...