CARITAU JAKARTA– Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) bersama CGV mengajak anak muda mahir bikin konten positif melalui program literasi digital Save Our Socmed (S.O.S) dengan menggelar pelatihan dan kompetisi film pendek.
“Kami ingin memberikan keterampilan digital dan mengajak anak muda untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana meningkatkan kreativitas dengan membuat konten positif,” kata Director & Chief Regulatory Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Muhammad Buldansyah dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (6/9/2022).
Baca Juga: Pengguna 4G IOH Regional East Java and Bali Nusra Meningkat 39%
Harapannya, lanjut Muhammad Buldansyah, anak muda yang jadi pengguna terbesar internet bisa memamerkan kreativitas mereka alih-alih terbawa flex culture.
Program ini ditujukan untuk pelajar, mahasiswa, dan umum dengan total hadiah Rp100 juta. S.O.S. disertai dengan pelatihan pembuatan film gratis di bioskop-bioskop CGV di 10 kota Indonesia bagi para pendaftar.
Acara dengan tema ‘Waspada Flex Culture, Stay Humble!’ ini diinisiasi menanggapi fenomena flexing, di mana banyak anak-anak Gen-Z makin kerap memamerkan kekayaan dan menyombongkan diri di media sosial yang memberi dampak negatif.
Pasalnya, flexing menyebabkan rasa fear of missing out (FOMO), kurang percaya diri, merusak mental pribadi, dan mempengaruhi produktivitas.
Buldansyah mengatakan lewat S.O.S, IOH berharap bisa menginspirasi anak muda Indonesia agar menggunakan internet untuk hal-hal produktif, kreatif, dan positif.
“Hal ini sejalan dengan misi perusahaan untuk menghadirkan pengalaman digital kelas dunia, menghubungkan, dan memberdayakan masyarakat Indonesia,” katanya.
Perilaku di Medsos
Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dari total 210 juta pengguna internet Indonesia periode 2021–2022, sebanyak 99,16% pengguna ada di kelompok usia 13-18 tahun.
Meski pengguna internet di kalangan anak muda sangat besar, namun data Digital Civility Index (DCI) Microsoft menunjukkan terdapat peningkatan konten dan perilaku negatif di media sosial.
Berdasarkan survei tersebut, 30% responden menyebut kesopanan di sosial media memburuk selama pandemi, tolong-menolong berkurang 11%, sikap tidak saling mendukung berkurang 8%, rasa kebersamaan juga menurun 11%.
Dampaknya, flex culture menjadi kontributor yang menyebabkan lebih dari 19 juta anak-anak Indonesia berusia 15 tahun ke atas mengalami depresi (Riskesdas, 2018)
Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Krisis, Kebudayaan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Fadjar Hutomo, berharap lewat pelatihan dan kompetisi film pendek S.O.S ini bisa menjadi media pembelajaran bagi anak muda Indonesia untuk memamerkan kreativitas.
“Sehingga, media sosial bisa menjadi wadah untuk membuat konten positif,” kata Fadjar.
Setelah mendaftar dalam kompetisi film, peserta S.O.S akan menerima pelatihan pembuatan film pendek dan edukasi mengenai dampak negatif Flex Culture.
Hasil karya mereka lantas dilombakan dan seluruh peserta akan diajak untuk bersama-sama menyaksikan karya-karya yang terpilih.
“ Kami berharap lewat ajang ini bisa mengangkat bakat-bakat terpendam untuk memajukan dunia perfilman Indonesia. Kami percaya anak muda Indonesia punya banyak ide-ide luar biasa,” kata Direktur CGV, Haryani Suwirman
Literasi Digital S.O.S dilaksanakan untuk meneruskan kesuksesan S.O.S pada 2021. Lewat kegiatan CSR pilar pendidikan digital ini, IOH membuat kompetisi dan webinar terkait cyber bullying, hoaks, dan kekerasan berbasis gender online (KBGO). Hasil seluruh karya dari peserta kompetisi tersebut berhasil disaksikan oleh 2,3 juta penonton.
“Melalui Program Literasi Digital ini, kita harap bisa menggali potensi anak muda Indonesia yang luar biasa. Saya yakin mereka bisa menjadi penggerak industri perfilman di Indonesia ke depan,” pungkas Produser Maxima Pictures, Ody Mulya Hidayat.(HAP)
Baca Juga: IOH Naikkan Kapasitas Jaringan 50% Antisipasi Kebutuhan Digital Nataru 2023
Kedatangan Jamaah Calon Haji di Asrama Haji Embark...
Polisi Tersabet Sajam Saat Bubarkan Tawuran di Kal...
Penambahan Jadwal Kereta Cepat Whoosh
Terjadi Kontak Tembak dengan KKB di Homeyo Intan J...
Melihat Kampung Bulak di Depok 7 Bulan Terendam Ba...