CARITAU JAKARTA - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai PDIP Puan Maharani belakangan ini ramai menjadi sorotan publik. Hal itu tidak lepas dari pernyataanya yang menyebut Ketua Umum Partai (Ketum) Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sebagai sosok yang pantas mendampingi Ganjar Pranowo sebagai Cawapres di konstelasi Pemilu 2024.
Baca Juga: Penggelembungan Suara Partai Golkar di Jatim, Bawaslu Putuskan KPU Langgar Adminitrasi
Pernyataan Puan itu sontak mampu membuat heboh kancah perpolitik nasional. Pasalnya sejumlah pihak bertanya-tanya mengenai hubungan dari kedua Partai yakni PDI Perjuangan dan Partai Demokrat yang dinila selama ini tidak berjalan baik atau perang dingin.
Apalagi sosok pentolan Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri selama ini dinilai saling berseberangan dalam memiliki sebuah konteks pandangan politik terhadap dinamika nasional.
Berkaitan dengan itu, Pengamat Politik dari Universitas Sutomo, Yusak Farchan menilai pernyataan Puan Maharani yang menyebut AHY cocok menjadi kandidat cawapres pendamping Ganjar merupakan manuver politik dari PDIP dalam rangka bersiasat menjelang Pemilu 2024.
Yusak menyebut, narasi yang diucap oleh Puan usai menghadiri Rakernas ke III PDIP yang digelar di sekolah partai, Lenteng Agung Jakarta Selatan pada Selasa lalu, adalah representasi strategi politik zig-zag lantaran PDIP belum yakin dapat mendongkrak suara di kontestasi Pilpres mendatang.
"Penyebutan AHY oleh Puan sebagai nominator cawapres Ganjar menandai adanya manuver politik zig zag partai politik," ungkap Yusak dalam keterangan tertulis yang diterima Caritau.com, Jumat (9/6/2023).
Dirinya menjelaskan, politik zig-zag yang saat ini telah diupayakan oleh PDIP adalah salah satu bentuk strategi politik yang dilatarbelakangi lantaran partai berlambang kepala banteng dengan moncong putih itu belum yakin untuk menang satu putaran pada Pilpres mendatang.
Selain itu, menurutnya, stategi politik zig-zag yang tengah dimainkan PDIP juga dapat diartikan sebagai bentuk rayuan terhadap oposisi ataupun koalisi dalam rangka meraup suara elektabilitas partai serta kandidat Capres yang telah diusungnya.
"Jadi politik zig zag itu terjadi karena masing-masing poros koalisi belum merasa yakin untuk menang satu putaran. Jadi antar poros koalisi masih terlihat saling merayu dan menggoda," terang dia.
Dalam keteranganya, Dosen Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sutomo tersebut menambahkan, menjelang Pilpres 2024 masing - masing poros Koalisi tentunya akan bekerja keras dalam menarik dukungan dari parpol lain terhadap sosok Capres yang telah diusungnya.
"Semua poros koalisi tentu berkepentingan mendapatkan tambahan dukungan parpol. Banyaknya dukungan parpol tentu akan menjadi energi positif dalam mencapai kemenangan," tandas Yusak. (GIB/DID)
Baca Juga: Apel Gelar Pasukan Satlinmas Menjelang pemilu
puan maharani ahy masuk radar cawapres ganjar pranowo pdip manuver pilpres 2024 pemilu 2024
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...