CARITAU JENIN - Pasukan tentara Israel menyerbu sebuah kamp pengungsian di Kota Jenin, Tepi Barat, Selasa (7/3/2023) waktu setempat. Serangan fatal tersebut mengakibatkan, sedikitnya enam warga Palestina, termasuk seorang tentara Hamas yang diduga menembak mati dua bersaudara di pemukiman Yahudi beberapa waktu lalu, tewas.
Dilansir dari Reuters, seorang saksi mata mengungkapkan awalnya penghuni kamp melihat tentara Israel keluar dari truk di dekat sebuah rumah di atas bukit dan tak lama berselang melepaskan tembakan.
Baca Juga: Nekad Serang Rafah, Gedung Putih Desak Israel Lindungi Warga Sipil
Ada pun tentara Hamas yang dikepung tersebut diidentifikasi sebagai Abdel-Fattah Kharusha, yang diduga menembak mati dua orang Israel yang sedang duduk di mobil mereka di dekat Desa Huwara, 26 Februari lalu. Kedua putra Kharuha juga ditangkap di waktu yang sama di lokasi berbeda, di Kota Nablus yang merupakan pusat aktivitas militan Hamas.
Dihimpun dari berbagai sumber, diketahui kota Jenin, adalah salah satu pusat aktivitas militan di Tepi Barat. Selama berbulan-bulan belakangan, penggerebekan ini meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya pemberontakan seperti di tahun 1980-an dan awal 2000-an silam.
"Resiko--tak cuma untuk Palestina dan Israel, tapi juga untuk kawasan sekitar--dari situasi yang meningkat di luar kendali ini cukup signifikan," kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, kepada wartawan di London.
Penembakan dua orang Israel pada 26 Februari lalu itu sebenarnya telah memicu serangan balas dendam oleh pemukim Yahudi. Pemukim tersebut membunuh seorang pria Palestina dan membakar puluhan rumah serta mobil.
Kemarahan itu memicu kecaman dari seluruh dunia. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, lalu menyerukan kepada kedua belah pihak untuk mengurangi ketegangan dan kekerasan. Topik ini juga akan diangkat oleh Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, saat mengunjungi Israel pekan ini.
Meski bulan suci Ramadhan dan festival Paskah Yahudi sudah dekat, namun belum ada tanda-tanda meredanya kekerasan di wilayah tersebut.
Sepakati untuk Mengurangi Ketegangan
Diberitakan sebelumnya, dalam sebuah perundingan di di Aqaba, Yordania, Minggu (26/2/2023), para petinggi Israel dan Palestina berkomitmen memperdalam hubungan di antara mereka dan mengurangi ketegangan.
Pertemuan yang ditengahi oleh AS, Mesir, dan Yordania dalam upaya untuk menurunkan tensi konflik menjelang datangnya bulan suci Ramadan itu menghasilkan pernyataan bersama yang bersisi delapan poin.
Dalam pernyataan tersebut, Israel dan Palestina bertekad melakukan deeskalasi konflik dan mencegah kekerasan berlanjut, demikian keterangan Departemen Luar Negeri AS dalam lamannya.
Israel juga menyatakan komitmen berhenti membahas pendirian unit permukiman baru di Tepi Barat selama empat bulan dan berhenti menguasai pos-pos terdepan selama enam bulan.
Israel, Palestina, AS, Yordania, dan Mesir mengakui pentingnya menegakkan status quo bersejarah yang tidak berubah di tempat-tempat suci di Yerusalem, tidak hanya secara lisan, tetapi juga tindakan.
Mereka juga sepakat mengambil langkah-langkah yang dapat membangun kepercayaan dan memperkuat rasa saling percaya dalam mengatasi berbagai masalah yang belum terselesaikan melalui dialog langsung sebagaimana dilansir dari Antara..
"Yordania, Mesir, dan AS melihat kesepahaman ini sebagai kemajuan besar guna membangun kembali dan memperdalam hubungan antara kedua belah pihak, dan berkomitmen untuk membantu dan memfasilitasi pelaksanaannya sebagaimana mestinya," kata Deplu AS. (IRN)
Baca Juga: Menlu China Kutuk Israel, Telepon Menlu Iran dan Arab Saudi
israel palestina penyerangan jenin zionis tepi barat konflik palestina
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...