CARITAU MAGELANG – Perayaan hari raya Waisak atau Tri Suci Waisak 2022 atau 2566 BE yang dirayakan umat Budha ditutup dengan kegiatan festival lampion di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah pada Senin (16/5/2022) malam.
Sekitar 2.000 lampion diterbangkan peserta untuk menghiasi langit Candi Borobudur. Momen pelepasan lampion menjadi salah satu yang ditunggu-tunggu oleh umat Budha maupun masyarakat umum yang berada disekitar daerah Candi Borobudur.
Baca Juga: Tradisi Suran Masyarakat Adat Nusantara
Terlebih dua tahun terakhir, perayaan Hari Raya Waisak di Candi Borobudur ditiadakan dampak pandemik Covid-19.
Pelepasan lampion diawali dengan pembacaan parita doa oleh para pemuka agama Budha dan umat di pelataran Candi Borobudur yang dimulai sekitar pukul 19.30 WIB.
Selain umat Budha yang merayakan Waisak, prosesi pelepasan lampion juga diikuti oleh wisatawan dan masyarakat umum dengan membeli tiket sebesar Rp220.000 per orang.
Proses pelepasan lampion dibagi menjadi dua sesi, pertama dilakukan sekitar pukul 20.00 WIB dilanjutkan pukul 22.00 WIB.
Ketua II DPD Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi) Jawa Tengah, Tanto Soegito Harsono mengungkapkan, ribuan lampion ramah lingkungan yang diterbangkan diimpor dari Thailand.
Lampion berdimensi sekitar 1 meter itu terbuat dari kertas tisu yang akan terbakar pada ketinggian tertentu sehingga tidak akan kembali jatuh.
“Bahan lampion terbuat dari material sejenis tisu. Jadi saat diterbangkan akan terbakar di udara, nggak sampai turun tanah. Karena tisu itu mudah sekali terbakar,” jelas Tanto.
Tanto menuturkan, penerbangan lampion di candi Borobudur sudah menjadi agenda rutin yang terus dievaluasi setiap tahun.
"Diharapkan agar kegiatan ini tidak hanya sakral tapi tetap ramah lingkungan, nyaman dan aman bagi lingkungan sekitarnya," tutur Tanto.
Lampion digunakan dalam prosesi penutupan Waisak karena diyakini memiliki makna yang sangat mendalam bagi kehidupan manusia, yakni pelita kehidupan bagi manusia. Ada harapan yang dipanjatkan untuk kerukunan dan kebahagiaan umat manusia.
“Lampion bermakna pelita. Pelita itu setiap manusia dan kehidupan pasti ada pelita. Kita semuanya memanjatkan doa bisa semuanya lancar, semua sehat, semua rukun dan semua bahagia,” pungkasnya. (GIBS)
Baca Juga: Bhikkhu Thudong Singgah di Temanggung
perayaan hari raya waisak tri suci waisak 2566 be umat budha candi borobudur magelang jawa tengah
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...