CARITAU JAKARTA - Indonesia perlu mewaspadai fenomena La Nina ‘Triple-Dip' 2020-2023 (tiga tahun beruntun) yang mengancam banyak negara di dunia. Fenomena ini ditandai dengan terjadinya hidrometeorologi basah seperti banjir.
Demikian diungkapkan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dalam acara Mini Symposium 17th Annual Indonesia - U.S. BMKG - NOAA Partnership Workshop yang dilaksanakan secara virtual.
"Triple Dip La Nina adalah fenomena unik. Masyarakat dan pemerintah pusat hingga daerah perlu mewaspadai terjadinya bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, bandang, angin kencang, cuaca ekstrem, tanah longsor, dan lain sebagainya," kata Dwikorita Karnawati dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (15/10/2022).
Menurutnya, fenomena ini sudah dimulai pada pertengahan 2020 dan diprediksi akan tetap berlangsung hingga akhir tahun 2022 dan kemungkinan berlanjut hingga awal tahun 2023, sehingga dinamai "Triple Dip".
Baca Juga: Suhu Panas di Jakarta Meningkat
Fenomena La Niña membawa dampak peningkatan curah hujan di banyak tempat di Indonesia, meski sebenarnya dampak La Nina tidak pernah sama karena dipengaruhi faktor lainnya. (DID)
Baca Juga: BMKG Minta Pemerintah Perkuat Langkah Antisipasi Dampak El Nino
bmkg fenomena la niña triple-dip fenomena alam ganguan kesehatan
Kedubes Iran: Wafatnya Presiden Raisi Tak Ganggu R...
Polri Gagalkan Penyelundupan 99 Ribu Benih Lobster
Tradisi Labuh Saji di Sukabumi
Aksi Menolak RUU penyiaran di Solo
Prosesi Pengambilah Api Dharma Waisak