CARITAU DEPOK - Warga RW 003 Kelurahan Jatijajar, Kecamatan Tapos, Kota Depok Jawa Barat, mengaku kecewa terhadap sikap manajemen PT Lazada, lantaran tidak kooperatif dalam menanggapi permintaan penyerapan tenaga kerja dari lingkungan sebesar 30% yang dihitung berdasarkan dari jumlah total keseluruhan pekerja di perusahaan.
Ketua Rukun Warga (RW) 003, Kelurahan Jatijajar Endarto mengungkapkan, sebelum memutuskan untuk menggelar aksi pada Senin lalu, pihaknya sudah mencoba membangun komunikasi yang baik dengan pihak perusahaan, namun selalu berujung dengan tidak direspon dengan baik oleh PT Lazada Depok.
Baca Juga: Sadis! Alasan Ini Melatarbelakangi Pemuda di Depok Tega Bunuh Ibu Kandung dengan 50 Tusukan
"Warga sudah dua kali berkirim surat bulan Juni kalau nggak salah itu tanggalnya 8 Juni berkirim surat via Pos dan juga melalui kirim langsung ke security Lazada. Namun, surat pertama itu tidak ada tanggapan lalu surat kedua juga tidak ada tanggapan, waktu itu sampai kita telepon pihak Lazada tapi tidak direspon," kata Endarto kepada Caritau.com, Sabtu (27/1/2023).
Dalam kesempatanya, Endarto mengaku bahwa aksi demonstrasi yang digelar di depan gudang Lazada yang berlokasi di Jatijajar, Simpangan, Depok, Jawa Barat, itu merupakan bentuk rasa kekecewaan masyarakat yang sangat mendalam.
Sebab, menurut Endarto, segala bentuk macam cara sudah ditempuh warga, namun dari pihak manajemen PT Gudang Lazada Depok selalu mangkir dari pertemuan dan malah mengutus vendor perusahaan keamanan (SWAT) untuk menemui warga yang notabennya tidak dapat memberikan keputusan kebijakan dari tuntutan warga.
"Jadi waktu itu perwakilan antara kami (warga) dan Lazada sudah dipertemukan di Disnaker. Namun lagi-lagi tidak ada hasil karena dari pihak Lazada yang dikirim itu selalu bukan orang yang mampu memutuskan kebijakan," tutur Endarto.
Endarto mengungkapkan, padahal perwakilan warga dengan pihak Lazada sebelumnya sudah dimediasi oleh Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Depok, Jawa Barat. Hasilnya, Disanaker juga sudah meminta manajemen perusahaan agar dapat melakukan penyerapan tenaga kerja dari lingkungan sekecil-kecilnya 30% dari total keseluruhan pekerja di tempat tersebut.
"Kalau sebenarnya kan kita demo bukan tiba-tiba demo ya melalui proses bahkan 9 bulan atau 7 bulan yang lalu kita sudah berproses dimediasi oleh pihak Disnaker. Informasi dari Disnaker kan penyerapan tenaga kerja itukan minimal 30% untuk lingkungan," ungkap Endarto.
Warga Tuntut Penyerapan Tenaga Kerja dan Kontribusi CSR Untuk Lingkungan
Endarto menjelaskan, selain pertemuan mediasi yang telah difasilitasi oleh Disnaker Kota Depok, para warga dan perangkat Kelurahan beserta Lurah Jatijajar juga telah menandatangani surat kesepakatan bersama atau Memorandum of Understanding (MOU) dengan pihak Lazada.
Endarto menambahkan, surat itu berisi tentang dua tuntutan warga yakni mengenai penyerapan tenaga kerja dan meminta pihak Lazada untuk menggulirkan dana bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai bentuk kontribusi perusahaan terhadap lingkungan.
Lebih dalam Endarto menerangkan, tuntutan itu telah disampaikan warga kepada pihak Lazada sekitar setahun yang lalu. Namun hingga saat ini permintaan warga tersebut belum terealisasi dan atau diabaikan perusahan. Disatu sisi, kegiatan mediasi selama ini, pihak manajemen Lazada tidak pernah hadir dan malah mengurus vendor outsourcing keamanan untuk menemui warga.
"Kami pernah bikin surat MOU dengan Pak Lurah, ditandatangani RW, Lurah, dengan perwakilan manajemen lazada. Namun tidak ada lanjutan dan selalu diabaikan juga," jelas Endarto.
"Padahal dari awal juga harapan warga itu manajemen yang turun, tapi kenapa setiap yang turun bertemu warga itu selalu SWAT (security) padahal SWAT juga outsourcing, itu kan menurut kami harusnya juga sudah menyalahi prosedur," sambungnya.
Warga Merasa Dibohongi dengan Janji Serap 300 Karyawan dari Lingkungan
Selain meminta pihak manajemen turun tangan untuk menyelesaikan permintaan warga soal penyerapan tenaga kerja dan kontribusi CSR di lingkungan, Endarto mengatakan, belum lama ini para warga kembali dikecewakan lantaran kembali dibohongi atau dijanjikan pihak Lazada. Kejadian tersebut berawal dari pihak Lazada yang menawarkan kepada warga dan berjanji akan merekrut 300 karyawan yang berasal dari lingkungan.
Mendapat informasi tersebut, lantas Endarto dan para Ketua RW lain dari Kelurahan Jatijajar yang berjumlah 14 RW beserta Lurah, mencoba untuk meneruskan informasi tersebut kepada warga agar dapat menyiapkan lamaran kerja dengan harapan dapat mengadu nasib mencari nafkah diperusahaan yang bergerak di jasa pengiriman itu.
Setelah menyebarluaskan informasi pembukaan lowongan kerja terhadap warganya, Endarto lalu berinisiatif mengumpulkan berkas lamaran kerja untuk kemudian akan disetorkan kepada pihak manajen Lazada. Saat itu, Endarto mengaku rasa keinginan untuk bekerja di Lazada dari warga sangat tinggi. Bahkan, lanjut Endarto, untuk RW 003 yang dinahkodainya saja telah memberikan 120 lamaran kerja ke manajemen Lazada.
"Kemarin yang sangat vital di bulan 11 itu ada event. Lalu manajemen Lazada menawarkan ke warga untuk rekrutmen tenaga kerja sebesar 300 karyawan. Bahkan saya dan Lurah sudah menyampaikan informasi itu ke seluruh warga Jatijajar yang terdiri dari 14 RW, Jadi yang melamar aja banyak, dari RW 03 aja sekitar 120 namun yang diterima faktanya tidak ada hanya 10 orang," terang Endarto.
Endarto menuturkan, kekecewaan para warga semakin memuncak lantaran dari total jumlah 300 kuota pekerja yang dijanjikan akan diserap, hanya 10 orang yang telah diterima oleh pihak Lazada. Disatu sisi, Endarto mengungkapkan, pada proses seleksi pekerja tersebut, tidak ada keterbukaan informasi dari pihak Lazada soal penjelasan mengapa ratusan warga yang telah melamar itu tidak lolos untuk bekerja.
Endarto menambahkan, saat itu manajemen dari Lazada dalam proses seleksi penerimaan tenaga kerja hanya menyampaikan surat pemberitahuan kepada Lurah Jatijajar bahwa dari ratusan warga yang mendaftarkan diri untuk bekerja, hanya 10 orang yang dapat diterima oleh Lazada. Dalam surat itu, tidak ada keterangan hasil seleksi atau pun hasil penilaian untuk menentukan kategori calon pekerja lolos atau tidak lolos.
"Harusnya kalau memang tidak diterima itu ada konfirmasi ke kami ya kenapa alasan tidak diterima, jadi waktu perekrutan itu hasil pendaftaran itu dikirim ke pak lurah tapi hasil seleksinya kita tidak pernah tau. Menurut kami kalau tidak diterima itu harus ada alasanya kenapa itu kami tidak tau sama sekali," tandas Endarto. (GIB)
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024