CARITAU PORT-AU-PRINCE - Kelompok bersenjata berusaha menguasai bandara internasional utama Haiti pada Senin (4/3/2024) waku setempat. Kelompok tersebut juga terlibat dalam serangkaian serangan terbaru, termasuk serangan yang menyebabkan kaburnya ribuan narapidana dari dua penjara besar.
Kelompok bersenjata tersebut terlibat bentrok dengan polisi dan tentara di depan Bandara Internasional Toussaint Louverture, yang ditutup ketika serangan terjadi, tanpa ada pesawat yang beroperasi atau penumpang di lokasi.
Baca Juga: China Sudah Evakuasi 51 Warganya dari Haiti
Serangan itu terjadi hanya beberapa jam, setelah anggota geng bersenjata menyerbu dua penjara terbesar di negara itu dan membebaskan lebih dari 3.800 narapidana.
Akibat kejadian tersebut Haiti dilanda kekacauan massal yang mengakibatkan pihak berwenang memerintahkan pemberlakuan jam malam setelah serangan itu. Pemerintah setempat mengatakan akan berusaha melacak narapidana yang melarikan diri, beberapa di antaranya dituduh melakukan pembunuhan dan penculikan.
Pertempuran terjadi di tengah ketidakhadiran Perdana Menteri Ariel Henry, yang berada di Kenya untuk menyelesaikan rincian pengerahan 1.000 petugas polisi Kenya untuk mengambil kembali kendali negara tersebut.
Mantan petugas polisi dikenal sebagai Barbecue, Jimmy Cherizier, yang kini menjadi pemimpin geng yang kuat, mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk mencegah kembalinya Henry.
Tidak ada kepastian apakah Henry akan kembali ke Haiti, mengingat semakin meningkatnya risiko keamanan di negara tersebut.
Dilansir dari laporan Antara, sebelunya, sembilan orang telah terbunuh Kamis (29/2), termasuk empat petugas polisi, dan PBB memperkirakan sekitar 15.000 orang terpaksa meninggalkan tanah air mereka akibat gelombang kekerasan terbaru yang membuat Amerika Serikat menyarankan warganya untuk meninggalkan “sesegera mungkin,” dan Kanada akan menutup sementara kedutaannya.
Haiti telah bergulat dengan gelombang kekerasan geng dalam beberapa tahun terakhir, yang diperburuk dengan pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada tahun 2021.
Berbagai geng kekerasan kini menguasai hingga 80 persen ibu kota Port-au-Prince, dan mereka meneror orang melalui pembunuhan, penculikan, dan pemerkosaan yang tiada akhir.
Kepolisian nasional Haiti memiliki sekitar 9.000 petugas untuk memberikan keamanan bagi lebih dari 11 juta orang, menurut PBB. (IRN)
Baca Juga: Geng Bersenjata Haiti Ancam Bantai Warga Sipil Jika PM Ariel Henry Tak Mundur dari Jabatan
Geng bersenjata Kelompok Bersenjata Haiti Kerusuhan di Haiti
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024