CARITAU JAKARTA – The Body Shop Indonesia mengajak peran serta dan suara kaum muda yang lebih aktif lagi dalam menjawab isu perubahan iklim melalui kampanye Be Seen Be Heard.
“Kampanye Be Seen Be Heard secara global bertujuan untuk menciptakan perubahan struktural jangka panjang dalam hal pengambilan keputusan agar lebih inklusif terhadap kaum muda. Di Indonesia, perubahan iklim adalah isu yang paling mengkhawatirkan dan telah mempengaruhi kehidupan masyarakat,” kata Ratu Ommaya, Head of Values, Community & PR The Body Shop Indonesia.
Baca Juga: Luncurkan Program Urban Nexus Fase 2, PLAN Indonesia Ajak Anak Muda Peduli Isu Perkotaan
Dalam sesi diskusi yang digelar oleh The Body Shop di acara peluncuran kampanye Be Seen Be Heard, pada Senin (30/5/2022) terungkap pada laporan yang dibuat Kantor Utusan Pemuda Sekretaris Jenderal PBB dan The Body Shop menunjukkan bahwa jutaan kaum muda di seluruh dunia saat ini tidak mendapat peran dalam sektor publik.
Beberapa fakta dan data lain yang terungkap sebanyak 84% orang setuju isu perubahan iklim perlu segera diatasi, tapi nyatanya banyak yang masing menganggap ini adalah masalah generasi muda berikutnya.
Sebanyak 50% generasi muda membahas isu lingkungan melalui media sosial, tapi hanya 23% yang berani berdebat.
Dua dari tiga orang sadar perubahan iklim akan terus memburuk, namun 77% tidak tahu harus memulai perubahan dari mana.
Perubahan iklim adalah isu no. 1 bagi generasi muda di Indonesia, tapi hanya 5% yang bersuara.
Menurut Ratu Ommaya dengan adanya isu krisis iklim, konflik global dan ketidaksetaraan generasi yang kian tajam, maka pendapat, perspektif dan representasi dari kaum muda di saat sekarang ini sangat dibutuhkan.
“The Body Shop Indonesia ingin mengajak kaum muda untuk lebih Dilihat dan Didengar (Be Seen Be Heard) sehingga bisa berperan aktif dan memegang peran sebagai “Change Maker”. Kami mengajak anda untuk lebih lantang bersuara. Jadilah pionir dalam menanggulangi isu ini”, jelas Ratu Ommaya.
Ommaya memaparkan efek dari perubahan iklim seperti kenaikan suhu dan perubahan suhu yang ekstrem, musim kering dan hujan yang tidak konsisten, hingga bencana alam yang kian sering terjadi sangat bisa dirasakan saat ini.
Menurut data yang dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatogi, dan Geofisika (BMKG), dalam rentang 100 tahun, Jakarta sudah mengalami kenaikan suhu sebesar 1,5 derajat.
BMKG mengungkapkan bahwa hal ini harusnya baru terjadi di tahun 2030. kenaikan suhu udara tersebut tidak hanya terjadi di DKI Jakarta saja melainkan merata di hampir semua provinsi di Indonesia.
“Kalau bukan generasi muda, siapa lagi yang akan memastikan masa depan planet ini. Seperti yang sering kita dengar dan baca; There’s No Future on The Dead Planet. Anda tidak bisa mengejar mimpi dan cita-cita Anda apabila Bumi dan alam sekitarnya tidak lagi Lestari,” tandas Ommaya.
Angela Gilsha Panari, perwakilan kaum muda yang telah menerapkan gaya hidup berkelanjutan dalam kesehariannya menilai perubahan iklim ini bukan lagi sebuah fenomena, melainkan sebuah krisis yang kalau kaum muda tidak mengambil langkah aktif, Bumi tidak mempunyai kesempatan sebagai rumah dalam menggapai mimpi-mimpi dan cita-cita.
“Peran yang dapat kita lakukan dalam mencegah efek perubahan iklim ini menjadi lebih buruk, bisa dilakukan dengan aksi-aksi yang sederhana. Misalnya menggunakan barang-barang yang bisa didaur ulang, mengurangi konsumsi plastik sekali pakai, dan hemat energi, misalnya dengan lebih banyak menggunakan transportasi umum, dan mematikan lampu dan pendingin ruangan di kala kita tidak membutuhkannya”, lanjut Angela.
Senada dengan Angela, Iqbaal Ramadhan, seorang Aktor, Musisi, dan Mahasiswa yang juga telah memulai gaya hidup berkelanjutan mengatakan menjadi Change Maker dalam hal berperan aktif terhadap efek perubahan iklim tidak perlu dimulai dengan hal-hal yang kompleks.
Menurutnya beberapa aksi yang bisa dijalankan dari sekarang adalah dengan selalu membawa kantong belanja sendiri untuk mengurangi konsumsi kantong plastik.
“Selain itu saya juga senang berbelanja di Thrift Store atau toko barang bekas yang harganya terjangkau bagi mahasiswa. Barang-barang yang didapat dari Thrift Store ini mendidik kita untuk menerapkan konsep re-use sehingga lebih ramah lingkungan,” papar Iqbaal.
Iqbaal berpesan sekecil apapun langkah kita dalam mengurangi efek perubahan iklim, jangan ragu untuk menyuarakannya melalui media sosial, ataupun dalam percakapan sehari-hari dengan teman-teman.
“ Suara kita dapat menginspirasi lebih banyak lagi kaum muda dalam mencegah efek perubahan iklim”, kata Iqbaal. (HAP)
Baca Juga: The Body Shop Sambut Baik Disahkannya UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual
Pj Teguh Instruksikan Perangkat Daerah Bersinergi...
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...