CARITAU AGATS – Suku Asmat yang tinggal di Kabupaten Asmat Papua biasa memanfaatkan kalender air yang dikelurkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada awal tahun untuk bertahan hidup.
Hal itu diusampaikan Uskup MGR Aloysius Murwito dari Keusukupan Agung Kota Agats, Kabupaten Asmat, Papua.
Baca Juga: Beberapa Provinsi Ini Berpotensi Diguyur Hujan Lebat pada Sabtu
“Makanya BMKG membuat kalender untuk satu tahun dan selalu bisa didapatkan pada awal tahun. Selain kalender Masehi, kami punya kalender air, ini semacam buku hidup di sini,” kata Uskup Aloysius di Kota Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Kamis (23/6/2022).
Selama hampir 20 tahun berada di Kota Agats, menurut Uskup Aloysius Murwito, kalender air penting bagi warga Asmat karena merupakan kalender yang berisikan data-data yang bisa memantau kondisi air laut.
Kalender air sangat berguna bagi pengemudi untuk mengarungi sungai dengan memperhatikan waktu pasang surut air sungai, serta penting bagi penduduk untuk mencari bahan makanan seperti udang dan ikan.
“Ini penting sekali karena untuk perjalanan tertentu. Belum tentu hari ini, jam ini, kami bisa melewati jalur sungai ini. Untuk orang yang tidak akrab dengan sungai air pasang surut mutlak perlu,” ujar Aloysius.
Bila sungai surut atau Suku Asmat menyebutnya sebagai sungai Meti, masyarakat akan memanfaatkan untuk bercocok tanam seperti sawi, bayam atau singkong, sebab air tidak akan menggenangi kebun.
Sementara saat sungai surut, seperti dirilis Antara masyarakat yang pekerjaan utamanya peramu atau pengumpul bahan sumber daya alam di daerah tertentu akan kesulitan mencari sagu ataupun hasil hutan lainnya.
Sebagai peramu, masyarakat harus menebang pohon sagu, memeras ampas sagu dan mengangkatnya menjadi sari pati tepung dalam sebuah tas bernama noken. Biasanya dari satu pohon bisa mendapatkan dua hingga tiga noken tergantung besarnya pohon.
“Artinya mau tidak mau mereka harus mendapatkan hasil secukupnya, lain-lain tidak ada. Mereka sudah puas dengan itu karena itu makanan pokok mereka. Ternak tidak ada, kalau mau makan babi mereka akan berburu di hutan,” paparnya.(HAP)
Baca Juga: Gempa Magnitudo 5,6 Guncang Bengkulu
suku asmat kabupaten asmat papua kalender air badan meteorologi klimatologi dan geofisika bmkg .
173 Pebulu Tangkis Siap Berlaga di Olimpiade Paris...
Pemprov DKI Prioritaskan Pembangunan Pengolahan Sa...
Jadi Salah Satu yang Terbesar di Dunia, Jakarta Ba...
Tembus 35.000, Warga Palestina Tewas di Gaza Akiba...
Potret Timbunan Sampah di TPST Bantargebang Setara...