CARITAU SURABAYA – Mendongeng merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan oleh para pakar bagi anak-anak usia dini. Selain meningkatkan kosakata dan pemahaman kalimat, anak-anak dilatih berimaginasi, dan menggali kreativitas mereka.
Konsep pembelajaran berbasis cerita inilah yang diaplikasikan oleh StoryChopsticks, lembaga kursus Bahasa Mandarin online yang berasal dari Singapura.
“Anak-anak kami dorong untuk bercerita dalam Bahasa Mandarin mengenai hal sehari-hari: mulai dari pengalaman, imajinasi, hingga kreativitas yang ingin mereka ungkapkan,” kata Founder StoryChopsticks, Yuanxin Sun, Kamis (3/2/2022).
Yuanxin Sun menjelaskan, kurikulum yang diajarkan di StoryChopsticks membantu para murid yang berusia 3-12 tahun ini bisa belajar Bahasa Mandarin dengan mudah dan menyenangkan, bahkan anak-anak didorong kreatif dan berani menampilkan potensi diri.
“Di awal kelas, siswa akan mendengarkan guru bercerita sebagai dasar pembelajaran. Dari cerita tersebut, anak-anak diajak menuangkan dalam sebuah gambar sesuai kosakata dan tema yang dipelajari dengan imajinasi dan persepsi masing-masing. Kemudian, mereka menceritakan isi gambar yang sudah dibuat menggunakan Bahasa Mandarin kepada guru dan teman-teman sekelas,” paparnya.
Yuanxin Sun mencontohkan, saat guru bercerita mengenai kehidupan di laut, anak-anak bisa menuangkan persepsinya dalam sebuah gambar/lukisan, misalkan seekor penyu yang sedang makan rumput laut, kehidupan hewan laut, dan sebagainya.
“Anak-anak kami dorong untuk bebas berkreasi dengan hal yang mereka sukai,” katanya.
Guna mendekatkan diri kepada masyarakat Surabaya, StoryChopsticks hadir di Project X Market Galaxy Mall yang digelar selama tanggal 4 - 6 Februari 2022 dengan menghadirkan pameran hasil kreasi cerita anak-anak berbahasa Mandarin pertama di dunia selama belajar di StoryChopsticks secara daring.
“Pameran ini merupakan bentuk kebanggaan dan apresiasi kami kepada seluruh murid dan keluarga. Karya-karya yang terpampang adalah hasil gambar yang dibuat oleh para murid selama mengikuti kursus Bahasa Mandarin di StoryChopsticks,” kata Yuanxin Sun.
Selain pameran, beragam kegiatan seperti live storytelling oleh guru-guru StoryChopsticks, berbagai aktivitas, dan permainan menarik juga dapat diikuti oleh pengunjung untuk dapat memperoleh pengalaman pembelajaran secara langsung melalui pendekatan yang kreatif. Tersedia juga promo terbatas bagi pengunjung yang mendaftar di lokasi.
“Kami percaya, program kurikulum online yang kami kembangkan merupakan program yang efektif dalam mendidik anak-anak dalam mempelajari Bahasa Mandarin. Tidak hanya itu, pada saat yang bersamaan, kami berharap dapat membimbing mereka agar dapat lebih kreatif serta menciptakan karya yang menginspirasi,” katanya.
Yuanxin Sun mengatakan StoryChopsticks ingin menunjukkan, meskipun anak-anak menjalani proses social distancing di rumah, mereka dapat mengekspresikan perasaan melalui lukisan.
Alih-alih memberikan rasa takut akan pandemi, StoryChopsticks mengajak murid-murid untuk dapat terus tertawa, tetap menikmati masa tumbuh kembang mereka, dan tentunya memperluas persahabatan lewat teman kelas virtual mereka.
StoryChopsticks saat ini sudah berada di sembilan negara, yaitu Jerman, Australia, Amerika Serikat, Kanada, Ukraina, Malaysia, Filipina, Singapura dan Indonesia dengan guru penutur asli (native speaker) asal Taiwan dan bahasa pengantar Bahasa Inggris.
StoryChopsticks juga menyediakan guru asal Indonesia bagi siswa yang menginginkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.
“Kami ingin mengubah persepsi mengenai pembelajaran bahasa asing yang monoton dan membosankan, serta memberikan pilihan kepada masyarakat mengenai metode yang dapat menumbuhkan kreativitas melalui pembelajaran Bahasa Mandarin yang kami berikan,” pungkas Yuanxin Sun. (HAP)
Viral! Video Oknum Relawan Paslon Kotabaru 02 H Fa...
Pj Teguh Pastikan Komitmen Forkopimda Sukseskan Pi...
Stiker Pilkada Jakarta 2024 Tuai Protes PDIP, Ini...
PT KAI Lakukan Perawatan Rel Jelang Libur Nataru 2...
Target Rampung 2026, PAM Jaya Mulai Bangun IPA Cil...