CARITAU JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pekan ini ramai menjadi perbincangan publik. Hal itu tak lepas pernyataan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Puan Maharani yang menyebut Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono layak dipasangkan dengan Ganjar menjadi Cawapres di kontestasi Pemilu 2024.
Baca Juga: Rapatkan Barisan Kawal TPS, Ribuan Relawan Tim Dozer Gelorakan 'Kita Badingsanak Selawasan'
Tak khayal, pernyataan itu pun sontak mengejutkan sejumlah pihak lantaran selama ini hubungan antara PDIP dengan Partai Demokrat ditenggarai tak harmonis dalam konstelasi politik nasional.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiludin Ritonga menilai, ucapan Puan menyebut nama AHY sebagai figur yang cocok mendampingi Ganjar telah berhasil mengejutkan sejumlah pihak termasuk elite PDIP sendiri.
Jamiluddin menilai, sebab, selama ini, para elite PDIP menilai AHY merupakan lawan politik yang cukup diperhitungkan kekuatanya dari partai berlogo banteng bermoncong putih tersebut.
Disisi lain, Jamiluddin menilai, pernyataan Puan tersebut juga sekaligus merubah penilaian para elite PDIP terhadap AHY yang selama ini dilihat sebagai sosok politikus yang belum piawai untuk bermanuver di dunia politik nasional.
"Tentu mengejutkan karena selama ini banyak elite PDIP yang menilai AHY dari sisi negatifnya. Seolah AHY itu sosok yang tidak ada benarnya. AHY seolah anak kemarin sore yang tak punya pengalaman dan prestasi," ungkap Jamiluddin dalam keterangan rilisnya dikutip Caritau.com Kamis (8/6/2023).
Dirinya menilai, bahwa dengan masuknya AHY sebagai radar Cawapres itu sekaligus telah merubah stigma para elite PDIP yang kemungkinan selama ini menilai buruk bukan atas dasar penilaian objektif melainkan karena ketidaksukaan.
"AHY masuk radar PDIP, tentu penilaian negatif terhadap AHY itu telah menjadi sirna. Penilaian sebagian kader PDIP itu bukan didasarkan atas objektifitas, tapi lebih pada ketidaksukaan," ujar Jamiluddin.
Jamiluddin menambahkan, bahwa atas adanya ucapan Puan soal AHY bisa dipasangkan menjadi Cawapres dengan Ganjar itu justru menjadi hal positif bagi Demokrat lantaran Ketum nya dilihat telah memiliki nilai dan kapasitas lebih untuk menjadi Cawapres di 2024.
"Jadi dengan pernyataan Puan itu, PDIP secara institusi justru menilai AHY itu punya nilai lebih. AHY dinilai punya kapasitas untuk menjadi cawapres," ujar Jamiluddin.
Selain itu, ia menuturkan, narasi yang diungkapkan oleh Puan usai mengikuti agenda Rakernas PDIP ke III itu juga merupakan bentuk strategi politik PDIP untuk mengkait Demokrat masuk ke dalam radar koalisi dukung Ganjar di kontestasi Pilpres 2024.
Hal itu dilakukan PDIP, menurut Jamiluddin, dengan harapan nantinya Partai Demokrat dapat berubah sikap berpaling dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang telah mendukung Anies Baswedan sebagai Bacapres 2024.
"Harapannya, Demokrat dapat berpaling dari Koalisi Perubahan. Kalau hal ini terwujud, tentu akan berdampak pada pencapresan Anies Baswedan," ujarnya.
Mantan Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Insitut Ilmu Sosial Ilmu Politik (IISIP Jakarta) tersebut mengatakan, bahwa pernyataan Puan tersebut juga merupakan upaya untuk membuat koalisi perubahan pecah dan sebagai upaya penjegalan Anies Baswedan menjadi sosok Bakal Calon Presiden (Bacapres).
"Jadi, upaya PDIP itu bisa saja untuk membuat Koalisi Perubahan pecah. Dengan begitu, upaya penjegalan Anies menjadi capres dapat mereka wujudkan," tandas Jamiluddin. (GIB/DID)
Baca Juga: Ketua MK Suhartoyo Pernah Menyidang UU Cipta Kerja hingga Kontroversi Vonis Bebas Terdakwa BLBI
puan maharani ahy demokat cocok dampingi ganjar pranowo pdip pilpres 2024 pemilu 2024
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...