CARITAU JAKARTA – Pengamat sepak bola Ronny Pangemanan memberikan tanggapanya mengenai desakan publik kepada Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan alias Iwan Bule yang diminta mundur dari jabatannya buntut dari Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang Jawa Timur.
Menurut pria yang akrab disapa Ropan itu, desakan publik tersebut merupakan hal yang sangat wajar, karena dalam peristiwa tersebut ratusan nyawa telah gugur akibat minimnya penerapan aturan manajemen risiko dalam laga Arema FC Vs Persebaya itu.
Baca Juga: Unjuk Rasa Sidang Vonis Kasus Perusakan Kantor Arema FC
"Saya pikir memang Iwan bule harus gentlemen ya, harus gentlemen. Jadi dia harus mikir dan bertanggung jawab atas peristiwa itu dia harus mundur. Jangan bertahan hanya karena ada sesuatu di sana, karena ini adalah era terburuk sepak bola indonesia di era kepemimpinan Iwan Bule," kata Ropan kepada caritau.com, Sabtu (15/10/2022).
Ropan mengungkapkan, seharusnya Iwan Bule selaku Ketua Umum PSSI memiliki sikap gentle untuk mengakui kesalahan-kesalahan organisasi yang dipimpinnya yang berakibat tercorengnya kiprah dunia persepakbolaan Indonesia, bahkan menjadi sorotan dunia International.
"Jadi harusnya dia itu tampil di depan umum dengan mengatakan gini. 'Saya Iwan bule, saya Muhammad Iriawan Ketua Umum PSSI dalam hal ini mengatakan, saya akan bertanggung jawab penuh atas tragedi itu'. Nah itu kan mantap kan, jadi bagus kalau dia ngomong begitu, jadi jangan bersembunyi di balik macam-macamlah," sambung Ropan.
Tragedi Kanjuruhan yang telah menelan ratusan korban jiwa itu, kata dia, akan jadi catatan hitam dunia sepak bola Indonesia dan merupakan kejadian yang tidak akan pernah terlupakan dalam sejarah kepemimpinan sepak bola PSSI yang dinahkodai Iwan Bule.
"Jadi ini tidak terlupakan sama sekali, kejadian buruk ini terjadi di era sekarang di mana ketua umum PSSI nya Iwan bule. Apalagi dia kan bisa dikatakan sebagai seorang pejabat negara, walaupun sudah pensiun, sudah purnawirawan apalagi dia kan mantan seorang pemimpin sebagai Kapolda, wah dia itu harus punya jiwa ksatria," tutur Ropan.
Ia juga sangat menyayangkan sikap Iwan Bule saat berbicara kepada publik yang berdalih bahwa peristiwa itu bukan tanggung jawab PSSI melainkan tanggung jawab panitia saja. Pernyataan Iwan bule itu, lanjut Ropan, seolah-olah merepresentasikan bahwa dirinya hendak melakukan cuci tangan atas peristiwa yang terjadi.
Sebagai seorang yang memiliki kekuasaan tongkat komando estafet, Iwan Bule, sambung Ropan, harusnya dapat membuka mata, membuka hati dan telinga untuk melihat situasi yang terjadi di Kanjuruhan itu merupakan tamparan keras bagi PSSI agar memperbaiki kualitas manajemen dari organisasinya.
"Jadi jangan cuma hanya melihat ketika timnas berprestasi lalu dia tampil, tapi disaat kondisi buruk dunia persepakbolaan saat ini dia cuci tangan, tidak mau tampil, nah ini yang gak boleh. Itu bukan seorang pemimpin, kalau pemimpin itu harusnya dia maju, andai saja kalau saat itu dia maju paling depan, pasti dia banyak mendapat simpati dari publik," imbuh Ropan.
Pria yang juga berprofesi sebagai Pundit sepak bola itu mengaku yakin desakan mundur kepada Iwan Bule tidak akan terjadi jika sejak awal Ketum PSSI itu berani pasang badan untuk menuntaskan kasus tragedi yang terjadi di Kanjuruhan.
"Nah itu yang benar bos, jika itu terjadi pasti akan mendapatkan dukungan yang luar biasa, kalau seperti itu pasti tidak ada lagi yang bilang untuk mundur-mundur karena dia sudah tampil paling depan untuk bertangung jawab," tandas Ropan. (GIB)
Baca Juga: Liga 1 Bisa Kembali Digelar, Iwan Bule Ucapkan Terima Kasih pada Presiden
tragedi kanjuruhan ketum passi didesak mundur iwan bule harus mundur
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...