CARITAU JAKARTA - Tak kunjungnya deklasari calon presiden (Capres) - calon wakil presiden (Cawapres) oleh Koalisi Perubahan memunculkan spekulasi dikalangan publik.
Bahkan kaolisi yang berisikan Partai NasDem, Partai Demokrat dan PKS ini dinilai tak memiliki visi-misi serta gagasan yang jelas untuk mendorong pencapresan Anies pada tahun 2024. Justru Koalisi Perubahan hanya sibuk mencari bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Anies.
Baca Juga: Saldi Sebut MK Bak Keranjang Sampah, Jika Jadi Tumpuan Semua Masalah Pemilu
Hal tersebut ditegaskan Presidium Kongres Rakyat Nasional (KORNAS) Sutrisno Pangaribuan. Sutrisno dengan tegas menyebut ketiga partai di Koalisi Perubahan begitu kekanak-kanakan.
"Ketiga Parpol hanya menunjukkan sifat kekanak-kanakan untuk mencari perhatian publik untuk dijadikan bahan pembicaraan publik," kata Sutrisno, Senin (23/1/2023).
Diketahui, Anies Baswedan telah dideklarasikan sebagai bakal calon presiden 2024 oleh Partai NasDem, tetapi Koalisi Perubahan yang akan mengusungnya malah belum dideklarasikan sampai sekarang. Dugaan adanya sandiwara politik yang sengaja diciptakan untuk mendapatkan simpati publik.
KORNAS yang mengklaim berdiri di sisi berseberangan dengan Koalisi Perubahan menyebut ada campur tangan 3 politikus veteran sebagai sutradara drama tersebut.
"KORNAS yang berada di pihak yang berseberangan dengan ketiga Parpol tersebut menyampaikan pandangan sebagai upaya memberi informasi kepada publik. Sandiwara elite Parpol tersebut harus dijelaskan dengan baik agar publik tidak terkecoh," ujarnya.
Lantas siapa saja tiga politikus yang berperan penting? Yang pertama adalah Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh. Kemudian tokoh berikutnya adalah Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Yang cukup menarik, tokoh berikutnya yang terlibat adalah mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang sebelumnya dikenal punya peran penting di Partai Golkar.
Menurut Sutrisno, ketiga tokoh ini punya peran vital untuk membuat Koalisi Perubahan terus dalam radar publik kendati belum dideklarasikan hingga kini.
"Surya Paloh, wartawan senior tentu paham mengatur isu yang harus dimainkan untuk menarik perhatian media sehingga menjadi bahan berita," terang Sutrisno.
"SBY paham strategi 'playing victim' dan berpengalaman, berhasil mengantarkannya menjadi presiden dua periode. Sementara Jusuf Kalla memiliki kemampuan melakukan penetrasi ke berbagai lapisan masyarakat dan lintas wilayah," sambungnya. (DID)
Baca Juga: Ingin Kembalikan Kejayaan KPK
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...