CARITAU JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia ditutup melemah 4,71 poin (0,07%) ke level 6.996,12. Kelompok 45 saham terlikuid atau indeks LQ45 turun 0,01%. Sebanyak 257 saham naik, 237 saham menurun, dan 189 tidak bergerak nilainya.
IHSG bergerak fluktuatif sepanjang sesi pertama setelah melampaui level psikologis 7.000 di awal perdagangan. Di sesi kedua, IHSG tak mampu beranjak dari teritori negatif hingga jam perdagangan bursa berakhir.
Baca Juga: BEI Edukasi Menanam Modal Melalui Galeri Investasi di Kampus-Kampus
Secara sektoral, ada lima sektor meningkat. Sektor transportasi & logistik baku naik paling tinggi yaitu 2,04%, diikuti sektor energi dan sektor kesehatan masing-masing 1,67%, dan 0,37%.
Enam sektor lainnya merosot dipimpin sektor properti & real estat yang turun paling dalam yaitu 0,67%, diikuti infrastruktur dan sektor barang konsumen primer masing-masing turun 0,63% dan 0,48%.
Meski demikian, investor asing catatkan pembelian bersih di seluruh pasar, yaitu sebesar Rp805,98 miliar. Frekuensi perdagangan saham sebanyak 1.321.760 kali, volume 31,85 miliar lembar, dan nilai transaksinya Rp14,49 triliun.
"IHSG ditutup melemah sementara bursa regional Asia di penutupan perdagangan hari ini menguat seiring sikap pasar akan pandangan Federal Reserve bergerak untuk menaikkan suku bunga dalam upaya untuk mengendalikan inflasi," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Rabu (23/3/2022), seperti dikutip dari Antara.
Kebijakan kenaikan suku bunga itu dilakukan untuk menjaga dan pemulihan ekonomi nasional Amerika Serikat mengingat AS merupakan kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Goldman Sach memprediksi The Fed akan menaikkan suku bunga hingga 50 basis poin pada Mei-Juni 2022.
Pasar juga menanti hasil pertemuan Amerika Serikat dengan Uni Eropa di mana Presiden AS Joe Biden akan menghadiri pertemuan darurat NATO, bertemu dengan para pemimpin G7, dan berbicara dengan para pemimpin Uni Eropa pada pertemuan Dewan Eropa yang akan membicarakan terkait pengetatan sanksi terhadap Rusia.
Pasar berharap pertemuan tersebut tidak menambah daftar konflik yang berpotensi timbul masalah secara geopolitik.
Sementara dari dalam negeri, Dana Moneter Internasional (IMF) dalam pandangannya memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun ini. Pada publikasinya, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan 2022 menjadi 5,4 persen, dari proyeksi sebelumnya 5,6 persen.
Namun demikian IMF menilai Indonesia berhasil menjaga stabilitas ekonomi dan sektor keuangan di tengah pandemi. Hal itu dikarenakan pemerintah mampu menjaga kinerja makroekonomi yang kuat, serta respons kebijakan yang tegas dan menyeluruh.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 816,05 poin atau 3% ke 28.040,16, indeks Hang Seng naik 264,8 poin atau 1,21% ke 22.154,08, dan Straits Times meningkat 16,21 poin atau 0,48% ke 3.366,38. (IRW)
Baca Juga: Sudah 19 Perusahan Raup Dana IPO Rp3,45 Triliun, BEI: Ada 17 Perusahaan Lagi yang Antri
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024