CARITAU JAKARTA - Tokoh Nasional Rizal Ramli menyebut bahwa kondisi objektif saat ini menunjukkan kalau sudah waktunya perubahan terjadi di Indonesia. Hal itu disampaikan Rizal Ramli saat menerima kunjungan Amien Rais dan Marwan Batubara dikediamannya beberapa waktu lalu.
"Kita sepakat, nanti Mas Amien jelaskan, perubahan sudah waktunya tiba karena kalau kondisi objektif udah matang, kita nggak suka pun perubahan akan terjadi, (dan) menurut saya dan Pak Amien, kondisi objektif perubahan telah tiba," kata Rizal seperti dikutip dari kanal YouTube Refly Harun, Selasa (15/8/2023).
Baca Juga: Bawaslu Sulsel Bakal Kaji Penyebab KPU tak Laksanakan PSU di 6 TPS
"Waktunya kita menghentikan, menyelesaikan pelanggaran terhadap undang-undang dasar," lanjut dia.
Rizal mengisyaratkan bahwa kondisi objektif itu dipicu oleh perilaku pemerintahan Presiden Jokowi yang cenderung mengkhianati amanat reformasi dan konstitusi. Ia menyebut beberapa hal yang membuat pemerintahan Jokowi dicap seperti itu.
Pertama, Jokowi merupakan tokoh yang tidak pernah berjuang sedikitpun untuk menegakkan demokrasi, tetapi begitu dia berkuasa sejak 2014, Jokowi justru mempreteli demokrasi, sehingga indeks demokrasi Indonesia merosot tajam.
Kedua, lembaga-lembaga anti korupsi seperti KPK, dilemahkan. Ketiga, Jokowi menggunakan teknik propaganda Goebbels yang menyatakan bahwa jika sebuah kebohongam terus menerus disampaikan, maka akan menjadi kebenaran.
Akibatnya, setiap hari dengan menggunakan buzzer-buzzer berbayar, rakyat dicekoki dengan ketidakbenaran, kebohongan dan fakta-fakta palsu
Rizal juga menyebut kalau korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) di era pemerintahan Jokowi lebih ganas dan lebih vulgar dibandingkan di era Orde Baru yang dipimpin Presiden Soeharto, karena meski pemerintahan Pak Harto sangat otoriter, sehingga musuh-musuhnya disikat, tetapi di hati Pak Harto masih ada rakyat, sehingga pendapatan negara dari Migas (minyak bumi dan gas) oleh Pak Harto dibangunkan SD Inpres, Puskesmas, buku gratis, dan Pasar Inpres. Pemimpin Indonesia setelah Pak Harto juga seperti itu.
‘Tapi mohon maaf, di hati Jokowi tidak ada rakyat. (Dia) tampangnya saja yang merakyat, tetapi hatinya oligarki. Kita ketipu,” katanya.
Rizal menilai, karena ketiadaan rakyat di hati Jokowi itulah yang membuat tujuan kemerdekaan dari reformasi dikhianati. Padahal, menurut dia, tujuan reformasi sederhana, yakni tegakkan demokrasi, hapus KKN.
"Tetapi kebijakan Jokowi justru membuat rakyat semakin miskin. Dia menghapus subsidi pupuk untuk petani, dan terus menerus impor pangan," terangnya.
Rizal juga menyoroti soal politik dinasti yang dilakukan. Jokowi dengan menjadikan anak dan mantunya sebagai walikota Solo dan Medan. Bahkan, kata Rizal, anak sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, yang saat ini masih menjadi walikota Solo, akan dipersiapkan untuk menjadi wakil presiden, sehingga undang-undang yang mengatur tentang batas usia Capres-cawapres sedang diuji materil di Mahkamah Konstitusi (MK) untuk diubah, agar Gibran dapat menjadi Cawapres.
“Apa yang dilakukan Jokowi itu sangat vulgar. Dia pikir Indonesia ini kerajaan yang dia mau bangun kembali. Dia lupa dengan sejarah pada saat kemerdekaan kita, raja-raja di Nusantara menyerahkan hartanya. Sepertinya Jokowi nggak ngerti sejarah, tidak pernah belajar sejarah yang benar. (Dia) tidak ngerti bahwa tokoh-tokoh kemerdekaan kita berjuang dengan keringat dan darah untuk bikin Republik ini.. Enak aja lo mau bikin dinasti kerajaan baru. Siapa lo?" ujar Rizal.
Sementara Amien Rais mengatakan bahwa ketika sebuah bangsa menginginkan perubahan, maka perlu proses, tetapi dia meyakini kalau ketika momentum perubahan sudah datang, prosesnya bisa menjadi lebih cepat dan insya Allah berhasil.
“Nah, saya dan teman-teman meyakini kalau the moment now is coming very very soon, sudah mendekat,” katanya.
Ia menyebut bahwa semua presiden sebelum Presiden Jokowi bagus sekali, tapi kalau Jokowi publik dapat menilainya sendiri.
“Kalau data saya lebih gawat lagi. Mungkin karena itu, singkat saja, kami-kami ini Insya Allah akan membuat sebuah pernyataan. Beri waktu kami beberapa hari, nanti anda semua kami undang lagi ke sini ya. Untuk apa?Untuk mengetahui bahwa Inilah konklusi kita supaya perubahan cepat terjadi,” katanya.
Baik Rizal maupun Amien merujuk pada fakta bahwa sebelum Mei 1998, banyak orang yang tak yakin dan tak percaya kalau Presiden Soeharto akan mengundurkan diri dan Orde Baru jatuh. Karena hal itu, mereka juga yakin Jokow akan jatuh sebagaimana halnya Soeharto. (DID)
Baca Juga: Prabowo Siapkan Gibran dan AHY Menjadi Pemimpin Masa Depan
rizal ramli amien rais tokoh perubahan momen perubahan presiden jokowi pemilu 2024
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...