CARITAU JAKARTA - Ratusan massa yang didominasi emak-emak menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Bawaslu RI pada Selasa (27/02/2024). Mereka mengkritik Bawaslu yang dianggap tidak menjalankan tugas secara optimal dalam melakukan pengawasan di Pemilu 2024.
Ratusan emak-emak itu nampak membentangkan spanduk dan baliho untuk mendesak Bawaslu RI melakukan penyelidikan terkait politisasi bantuan sosial (bansos) berupa beras yang diduga telah digunakan untuk memenangkan salah satu Paslon Capres Pemilu 2024.
Selain itu, para massa aksi juga turut membawa sejumlah alat dapur yakni bakul, wajan dan sodet sebagai bentuk manifestasi kritik terhadap pemerintah yang diduga gagal menjaga stabilitas harga bahan pokok.
Para masa menuding, kenaikan harga beras saat ini, ditenggarai imbas dari dugaan politisasi beras melalui pemberian bansos yang dilakukan Presiden Jokowi untuk memenangkan salah satu Paslon di Pilpres 2024.
"Harga beras mahal habis pemilu. Apa karena bansos sembako itu digunakan pemerintah untuk salah satu paslon (pasangan calon)?" teriak emak-emak berkerudung pink dilokasi.
Adapun berdasarkan pantauan caritau.com dilokasi, aksi unjuk rasa itu digelar sekitar pukul 14.30 WIB di depan gedung Bawaslu RI, JL. KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat.
Disisi lain, juga terdapat ratusan massa aksi yang berbeda tuntutan dengan massa yang didominasi oleh emak-emak. Adapun massa itu mendukung Bawaslu RI dalam menjalankan tugas dan kewajibannya mengawasi penyelenggaraan Pemilu 2024.
"Kami menolak politisasi dan intimidasi terhadap Bawaslu," ujar massa aksi dari pihak lain.
Diketahui Imbas dari aksi unjuk rasa tersebut, pihak kepolisian telah melakukan rekayasa lalu lintas dengan menutup sebagian jalan MH Thamrin menuju Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat.
"Minyak mahal, minyak mahal. Gantinya air," teriak emak-emak yang mengenakan baju batik merah dipadu topi warna pink.
Disisi lain, nampak ratusan masa aksi emak-emak itu membawa spanduk besar dengan untaian kritik bertuliskan "Pemilu Banjir Bansos, Sembako Jadi Mahal".
"Bawaslu, kenapa biarkan kampanye sebar bansos? Habis Pemilu terbitlah krisis. Bansos datang, beras hilang," tegas orator di atas mobil komando.
Tak hanya membawa spanduk dan poster, ratusan massa aksi juga turut menggotong sebuah keranda mayat yang ditutupi seuntai kain putih bertuliskaan "Rest in Peace Democracy".
"Bawaslu usut tuntas bansos paslon. Pemilu disogok bansos, harga beras naik. Harga beras naik, rakyat terkecilkan. Uang belanja naik," teriak orator diatas mobil. (GIB/DID)
Cawagub 02 Fatmawati Dua Bulan Keliling 24 Kabupat...
Kampanye Akbar 02 Andalan Hati, Panglima Dozer: Su...
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...