CARITAU JAKARTA - Sekitar 100-an lebih anak anak di Indonesia dilaporkan mengalami gagal ginjal akut misterius (acute kidney injury of unknown origin) sepanjang tahun 2022. Data ini berdasarkan dari laporan terbari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada Selasa (11/10/2022).
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan perkembangan gejala pada kasus anak dengan gagal ginjal akut misterius tersebut. Meski hingga saat ini, belum diketahui pasti penyebab gagal ginjal tersebut.
Baca Juga: Indonesia dan Malaysia Kompak Atasi Diskrimasi Kelapa Sawit
Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI dr Eka Laksmi Hidayati, SpA(K) menjelaskan, ciri dan gejala gagal ginjal akut misterius pada anak diawali dengan infeksi seperti batuk-pilek. Secara teeori, infeksi tersebut seharusnya tidak berpotensi memicu acute kidney injury (AKI) atau gagal ginjal akut.
Namun pada kasus-kasus ini, anak mengalami perburukan gejala berupa gangguan buang air kecil hanya dalam hitungan tiga hingga lima hari.
"Berawal dengan gejala infeksi seperti batuk-pilek, diare dan muntah. Infeksi tersebut tidak berat. Bukan tipikal infeksi yang kemudian harusnya menyebabkan AKI secara teoritis kami pelajari di kedokteran. Itulah yang membuat kami heran," terang dr Eka dalam konferensi pers virtual 'Gagal Ginjal Akut Misterius pada Anak', Selasa (11/10/2022).
"Dia hanya beberapa hari timbul diare atau muntah, kemudian demam, kemudian dalam tiga sampai lima hari mendadak tidak ada urinnya. Jadi tidak bisa buang air kecil, betul-betul hilang sama sekali buang air kecilnya. Jadi anak-anak ini hampir semuanya datang dengan keluhan tidak buang air kecil, atau buang air kecilnya sangat sedikit," tambahnya.
Untuk itu, masyarakat diimbau untuk segera memeriksakan anak ke rumah sakit jika mengalami penurunan volume buang air kecil.
Lebih lanjut lagi, dr Eka menyebut, sampai saat ini pasien gagal ginjal akut misterius pada anak rata-rata berusia di bawah lima tahun (balita). Namun, ada juga yang mencapai usia delapan tahun.
"Yang terkena pada umumnya adalah anak-anak berusia balita yang terbanyak. tapi ada juga yang sampai usia delapan tahun. Data di Jakarta ya, ini karena saya banyak melihat datanya di Jakarta," ungkapnya.
"Tapi kalau untuk sebaran di Indonesia, kurang lebih sama di bawah lima tahun. Ada juga mereka di luar Jakarta yang sampai belasan tahun. Di Jakarta kami belum mendapatkan yang di atas delapan tahun," pungkas dr Eka.
Sementara itu, diketahui, kasus anak meninggal akibat gagal ginjal juga terjadi di Gambia, Afrika Selatan. Sebanyak 69 anak, menjadi korban meninggal dunia. Hal ini disinyalir akibat obat batuk yang mengandung parasetamol produksi India. Anak-anak yang menjadi korban ini meninggal akibat gagal ginjal usai minum obat tersebut.’ (IRN)
Baca Juga: Ramalan Cuaca Indonesia Kamis 2 Februari, BMKG: Siaga Hujan Lebat di Kota Ini
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...