CARITAU JAKARTA – Pengamat Politik Ujang Komaruddin menanggapi pertemuan antara Anies Rasyid Baswedan dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ia menyebut pertemuan ini adalah suatu hal yang wajar, mengingat kepentingan antara kedua belah pihak di Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatang.
"Suka atau tidak suka, Anies yang telah dideklarasikan NasDem jadi Capres harus melakukan aktivitas seperti itu. Sebab, Anies harus mencari partai pengusung lainnya untuk memenuhi ambang batas ketentuan 20% dari presidential treshold," kata dia kepada caritau.com, Jumat (7/10/2022).
Baca Juga: Prabowo-Gibran Hadiri Penetapan Capres-Cawapres Terpilih di KPU
Diterangkan lebih lanjut, dalam pencapresan Anies, NasDem, kata Ujang harus bersatu dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Pasalnya, melihat kecendrungan peta politik di tahun 2024 mendatang, rata-rata parpol lainnya sudah membentuk bayangan koalisinya tersendiri.
"Kita bisa melihat, PDIP bisa saja menentukan calon dari partainya sendiri tanpa butuh koalisi. Koalisi Partai Gerinda - PKB juga bisa terbentuk, begitupun Golkar - PAN - PPP yang telah memenuhi syarat 20% presidential treshold," papar dia.
Pria yang akrab disapa Ujang itu menyebut peluang Anies bisa berpasangan dengan AHY di Pilpres 2024 mendatang sangat terbuka. Kendati demikian, masih terlalu dini untuk memastikan pasangan tersebut. Untuk itu, butuh komunikasi lebih lanjut dan intens antara Nasdem, Partai Demokrat dan PKS.
"Jika menduetkan Anies - AHY, tentunya Partai Demokrat sangat mau. Namun, NasDem harus mengajak bicara PKS soal seberapa besar peluang menangnya. Tentunya, pemasangan Anies - AHY tampaknya masih panjang dan jauh. Bisa saja Anies diduetkan dengan tokoh-tokoh lainnya," pungkas dia.
Sentilan Andi Arief Pengaruhi Hubungan Demokrat – Nasdem?
Baru-baru ini, Ketua Bappilu Partai Demokrat, Andi Arief menyebut pendeklarasian Anies oleh NasDem tidak normal. Namun, Ujang memandang tak ada yang salah dengan pernyataan tersebut maupun tidak ada indikasi lainnya.
"Ya namanya pernyataan itu sah-sah saja. Soal Andi Arief bilang begitu, mungkin karena NasDem itu hanya memperoleh 9% di Pemilu 2019 (59 kursi di parlemen). Artinya kalau tidak mendapatkan dukungan dari partai lain, ya tidak sampai 20% untuk nyalon Anies," sebutnya.
Terkait bagaimana hubungan Partai NasDem dengan Partai Demokrat setelah pendeklarasian Anies, Ujang menjelaskan tidak ada masalah karena deklarasi maupun koalisi itu adalah kebijakan dari partai masing-masing.
"Sebab semua hal bisa saja menjadi dinamika politik, maka kita nantikan terlebih dahulu hingga akhir pendaftaran nanti. Saya melihatnya tidak ada masalah dari Partai Demokrat menyikapi pendeklarasian Anies terlebih dahulu dari NasDem," terang dia.
"Buktinya Anies ketemu Partai Demokrat dan AHY tadi. Yang dikhawatirkan ribut itu, nanti misalkan AHY tidak jadi pasangan Anies. Itu bakal ramai," tutup dia. (RMA)
Baca Juga: Ekonomi RI Tak Sampai 7%, Mahfud: Karena Banyak Korupsi dan Inefisiensi
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...