CARITAU JAKARTA - Debat calon presiden dan calon wakil presiden (capres dan cawapres) tidak terlalu signifikan menaikan elektabilitas atau keterpilihan masing-masing kandidat pasangan Capres-Cawapres.
Hal itu disampaikan pengamat politik dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Triyono Lukmantoro. Meski demikian, debat perlu digelar sebagai salah satu tahapan Pilpres 2024.
"Debat capres akan ubah elektabilitas tiap calon? Mungkin iya, tapi tidak signifikan. Orang sudah punya preferensi politik dan sudah punya kemantapan,” katanya dikutip, Selasa (12/12/2023).
Menurutnya, debat capres juga tidak terlalu mempengaruhi masyarakat dalam menentukan pilihan pada Pilpres 2024, karena masing-masing sudah punya pilihan yang akan dipilih.
"Apakah dengan debat lima kali apakah akan berubah? belum tentu juga, orang itu kalau sudah jatuh hati mau diubah enggak mau,” ujarnya.
Ia menyebut pada debat capres masing-masing kandidat dapat menjabarkan cara maupun solusi dalam menangani berbagai permasalahan di masyarakat.
“Kalau, misalnya, saya berkoar-koar dengan cara monolog, saya ingin turunkan angka stunting, semua kan bicara begitu, tapi strateginya bagaimana? Perlu diuji dan dibandingkan dengan calon lain. Saya ingin lakukan penegakan hukum dan HAM tanpa pandang bulu, cara tanpa pandang bulunya bagaimana,” ucapnya.
Menurut dia, yang dicari dalam suatu debat capres itu bukan hal-hal konseptual lagi seperti penegakan hukum atau penanganan tengkes (stunting) karena terlalu abstrak, tapi yang terpenting operasional-nya seperti apa.
“Langkah-langkah seperti ini memberikan vitamin, memberikan fasilitas kesehatan dan pemantauan. Kalau tidak bisa jawab seperti itu gagal debat-nya,” ujarnya. (DID)
debat capres - cawapres elektabilitas capres kpu pilpres 2024 pemilu 2024
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...