CARITAU SUMEDANG – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat Kabupaten Sumedang untuk tetap waspada selama sepekan ke depan pasca guncangan gempa bumi yang menimpa wilayah tersebut di penghujung tahun 2023.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Teguh Rahayu di Sumedang, Jawa Barat, Senin (1/1/2024), mengatakan terjadinya gempa susulan tidak ada yang bisa memprediksi, termasuk BMKG.
Baca Juga: BMKG: Guncangan Gempa Nias Selatan Tidak Berpotensi Tsunami
"Kami mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dengan meningkatkan kewaspadaan, terutama sepekan ke depan, karena kita belum bisa memprediksi gempa susulannya seperti apa. Jadi, selama satu minggu ke depan harus meningkatkan kewaspadaan," kata Rahayu.
Bagi masyarakat yang tempat tinggalnya sudah lima kali diguncang gempa sejak 31 Desember 2023 hingga 1 Januari 2024, Rahayu meminta mereka harus lebih waspada karena sudah pasti struktur bangunannya bergeser.
“Karena bangunan kita kan bukan bangunan yang didesain tahan gempa. Jadi, harus waspada," ucapnya.
Ketika ditanya mengenai penyebab lima gempa di Sumedang, Rahayu mengatakan BMKG untuk sementara ini belum bisa mengidentifikasi secara jelas aktivitas patahan atau sesar apa.
"Namun, kita bisa sampaikan bahwa ini dari aktivitas sesar-sesar lokal yang aktif. Mudah-mudahan kita di lapangan secepatnya bisa ambil data, jadi bisa dijustifikasi sesar apa, mudah-mudahan setelah gempa utama 4,8 magnitudo, tren gempa susulan mengecil kekuatannya, mudah-mudahan meluruh terus," ujarnya seperti dilansir Antara.
Akibat rangkaian gempa dengan yang terbesar berkekuatan 4,8 magnitudo di Sumedang pada 31 Desember 2023 sampai 1 Januari 2024, sebanyak 138 rumah rusak ringan, 110 rumah rusak berat, 456 warga mengungsi, 11 orang mengalami luka ringan, dengan dua orang diantaranya dirawat di RSUD Sumedang dan RS Santosa Bandung, dan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Berdasarkan hasil analisa Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), kejadian gempa bumi ini diperkirakan akibat aktivitas sesar aktif Cileunyi - Tanjungsari yang disimpulkan berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman dari data BMKG.
Menurut data Badan Geologi, Sesar Cileunyi - Tanjungsari merupakan sesar mendatar mengiri, sebarannya mulai dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles, dan nilai laju geser berkisar antara 0,19 - 0,48 mm/tahun.
Badan Geologi juga mencatat wilayah Kabupaten Sumedang pernah mengalami kejadian gempa bumi merusak pada tahun 1972, sedangkan kejadian gempa bumi tahun 2010 menimbulkan kecemasan bagi penduduk di daerah Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Pada tahun 2022, tercatat kejadian gempa bumi dengan magnitudo (M2,7) pada kedalaman 16 km. (DIM)
Baca Juga: BMKG Ingatkan Nelayan Waspadai Gelombang 4 Meter di Banten
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...