CARITAU MAKASSAR - Debat pamungkas Capres yang dilaksanakan di JCC pada Minggu (4/2/2024) malam dinilai normatif dan sangat membosankan,
Pakar Komunikasi Politik UIN Alauddin Makassar (UINAM) Prof Firdaus Muhammad menilai visi-misi dari ketiga capres tidak terlalu rill dalam menyampaikan masalah.
Baca Juga: PDIP Serukan Pentingnya Netralitas Aparat di Pemilu 2024
Padahal banyak masalah yang ditunggu masyarakat. Misalnya soal fakultas kedokteran. Sebenarnya yang ditunggu masyarakat misalnya soal solusi mahalnya masuk di jurusan kedokteran.
"Kan selama ini begitu. Jangan hanya orang elite saja yang bisa masuk kedokteran," jelasnya.
Secara keseluruhan, visi dan misi capres juga hanya fokus pada satu tema. Seperti Prabowo yang lebih ke kesehatan.
"Padahalkan semua tema menarik, seperti pendidikan, teknologi, dan budaya yang memiliki banyak persoalan yang sama," bebernya, .
Sehingga, ia menilai sebat pemungkas Pilpres 2024 dinilai agak membosankan. Capres cenderung main aman untuk menghindari blunder.
Ketiga capres terlihat lebih banyak saling setuju. Khususnya di tahap tanggapan terhadap visi dan misi capres.
Jika dibandingkan debat-debat sebelumnya, debat kali ini paling normatif. Prabowo Subianto yang biasanya banyak gimik, sekarang lebih banyak setuju atau menerima pendapat kedua calon.
Begitupun dengan Anies Baswedan, ia tidak banyak lagi menyerang. Termasuk Ganjar Pranowo, walupun ia dinilai lebih fresh dan tanpa beban dalam menjawab. Firdaus menduga, jawaban normatif ini karena terkait dengan materi.
"Mungkin karena persoalan data dan pemahaman sehingga jawabannya tidak keluar," jelasnya.
Padahal ini tema sangat menarik dan akan menjadi perbincangan banyak orang. Akan tetapi, ternyata tidak ditemukan sesuatu yang baru.
"Durasi panjang, tetapi diskusinya setuju, sepakat. Tidak ditemukan hal-hal yang baru," katanya.
Sementara yang dibutuhkan masyarakat adalah solusi dari persoalan. Walaupun Firdaus melihat ada juga beberapa hal yang menarik yang disampaikan.
Misalnya soal tenaga pendidik yang disampaikan Anies. Dosen dan guru yang mengatakan jangan terlalu banyak tugas administrasi.
Walaupun tidak ada solusi yang konkrit seperti apa yang dilakukan terkait masalah pendidikan ini, namun itu dinilai menarik karena banyak dialami dosen dan guru.
"Misalnya soal pembayaran dan kekerasan yang dialami di sekolah ini kan kita butuh jawaban solusi. Jadi apa yang disampaikan cenderung meluas, tetapi tidak membantah persoalan rill yang ada," ujarnya.
Sehingga di debat ini, dengan cara ketiga capres memilih diksi, itu terlihat main aman saja. Dan tidak menyentuh persoalan rill yang dihadapi masyarakat terkait tema tersebut.
"Jadi ini tidak memenuhi ekspektasi masyarakat. Padahal ini tema penting karena menyentuh langsung masyarakat," tandasnya. (KEK)
Baca Juga: Ganjar Pranowo Ziarah di Tebuireng Jombang
pilpres 2024 debat capres - cawapres prabowo-gibran ganjar-mahfud anies-muhaimin
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...