CARITAU JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama Yahya Cholil Staquf memberikan sambutanya dalam acara Pidato Kebudayaan dan Penganugerahan Zulhas Awards 2022 yang digelar di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu (29/1/2022).
Dalam sambutanya yang disampaikan melalui daring, dirinya mengapresiasi gagasan Islam moderat yang diutarakan oleh Zulkifli Hasan (Zulhas). Menurutnya, hal tersebut sangat penting guna menangkal gerakan radikalisme di Indonesia.
Baca Juga: Hilangkan Budaya Serangan Fajar, Muhammadiyah Berharap Pemilu Lahirkan Pemimpin Autentik
Menurut Gus Yahya, dalam menghadapi radikalisme perlu perjuangan untuk mengkikis praktek-praktek identitas politik, identitas agama, identitas etnik maupun identitas dari label-label ideologi lainya yang digunakan sebagai senjata politik untuk mencapai tujuan kekuasaan politik.
"Kita perlu memahami bahwa radikalisme memiliki satu dimensi utama yaitu dimensi politik. Radikalisme tumbuh dan berkembang karena alasan-alasan politik. Seperti gerakan politik dalam mengusung cita-cita politik," ungkap Gus Yahya.
Ia menyebut hal itu merupakan faktor penting guna meningkatkan kualitas demokrasi.
"Bisa mengikis politik identitas dan meningkatkan kualitas demokrasi kita," imbuhnya.
Selain itu Gus Yahya juga mengucapkan selamat kepada para peserta yang berhasil menjadi pemenang penghargaan Penganugerahan Zulhas Award 2022 sekaligus memberikan apresiasi dan doa untuk Zulhas.
"Selamat atas terselenggaranya penghargaan Penganugerahan Zulhas Award pada hari ini, atas nama Nahdatul Ulama saya berdoa semoga Allah SWT senatiasa melimpahi pak Zulhas dengan kekuatan untuk berjuang dalam mengkikis radikalisme dan politik identitas," kata Cholil.
Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir mengucapkan terimakasih atas pidato yang disampaikan oleh Zulhas sebagai tokoh nasional.
"Harapan kami, pidato kebudayaan akan menjadi inspirasi bagi kekuatan kekuatan politik nasional," ucap Nasir.
Nasir mengungkapkan, kebudayaan merupakan sistem pengetahuan politik masyarakat yang menjadi pilar penting bagi kemajuan dan kepribadian bangsa.
"Dalam pergerakan politik, kebudayaan juga menjadi pilar penting dalam pembangunan budaya politik yang berpijak pada nilai-nilai etnis dalam perspektif kebudayaan bangsa," ungkap Nasir.
Ia menegaskan, jika politik selalu diidentikan dengan perjuangan kekuasaan, maka pandangan kebudayaan diharapkan dapat memberikan perspektif nilai terhadap perjuangan politik.
"Sehingga perjuangan politik juga harus berbasis pada hal-hal luhur dalam kehidupan bangsa," ucap Nasir.
Nasir mengungkapkan apresiasi terhadap Zulhas, menurutnya jarang tokoh politik yang menyampaikan pidato kebudayaan. Nasir menilai langkah Zulhas harus diapresiasi.
"Ini merupakan sesuatu yang baik dan perlu diapresiasi. Pak Zul membawa politik yang berorientasi kebudayaan. Kebudayaan adalah sumber nilai-nilai luhur, tidak semata berorientasi pada kekuasaan," Pungkasnya. (GIBS)
Baca Juga: Polda Sumatera Barat Ambil Alih Kasus Ujaran Kebencian Muhammadiyah di Payakumbuh
muhammadiyah nu penghargaan zulhas award 2022 pidato kebudayaan radikalisme
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024