CARITAU LAMPUNG - Keprihatinan masyarakat terhadap serangan Harimau Sumatera yang mengakibatkan dua warga tewas belakangan ini di Kabupaten Lampung Barat, memicu respons dari pemerintah setempat. Melalui surat edaran yang dikeluarkan, pemerintah bersama instansi terkait memberikan imbauan kepada masyarakat untuk mengantisipasi dan mencegah serangan harimau.
Surat edaran tersebut, yang ditandatangani oleh para pejabat terkait, memberikan tujuh poin imbauan yang meliputi berbagai langkah preventif, seperti menghindari aktivitas sendiri di kebun, mengenakan topi terbalik jika bertemu dengan harimau, dan menghindari keluar pada jam-jam agresif harimau.
Namun, imbauan untuk menggunakan topi terbalik sebagai cara untuk mengelabui harimau telah menimbulkan pertanyaan. Asal-usul mitos ini mungkin berasal dari cerita-cerita lisan atau legenda di daerah-daerah di mana harimau merupakan ancaman nyata bagi penduduk setempat.
Meskipun demikian, klaim ini belum didukung oleh penelitian ilmiah yang kuat. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa menggunakan topi terbalik secara efektif dapat mencegah serangan harimau.
Harimau cenderung merespons terhadap gerakan, suara, atau bau daripada orientasi topi seseorang. Selain itu, reaksi harimau terhadap manusia dapat sangat bervariasi tergantung pada banyak faktor, termasuk keadaan lapar, kebiasaan, dan kondisi lingkungan.
Walau begitu, langkah-langkah lain dapat diambil untuk mengurangi risiko pertemuan berbahaya dengan hewan liar di wilayah ini. Pemerintah bersama masyarakat diharapkan tetap waspada dan mengikuti petunjuk yang diberikan untuk menjaga keamanan bersama dalam menghadapi situasi ini.
Dua Warga Tewas Diterkam Harimau
Sebelumnya, dalam dua pekan terakhir, dua warga di Lampung Barat dinyatakan tewas akibat serangan harimau.Gunarso, salah seorang korban, ditemukan tewas setelah hilang saat berkebun pada Kamis (8/2/2024), sementara Sahri, korban kedua, ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan pada Kamis (22/2/2024) malam. Kedua peristiwa ini terjadi di Kecamatan Bandar Negeri Suoh, Kabupaten Lampung Barat.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah Bengkulu-Lampung juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap keberadaan Harimau Sumatera. Kepala SKW III Lampung, Joko Susilo, menegaskan pentingnya untuk menghindari aktifitas di kebun pada waktu-waktu tertentu dan memberikan tips untuk bertindak jika bertemu dengan satwa liar.
Selain imbauan kepada masyarakat, pihak BKSDA juga telah melakukan tindakan langsung dengan memasang jebakan kandang dan kamera perangkap di lokasi kejadian. Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) Seksi Konservasi Wilayah III Lampung juga telah diterjunkan untuk melakukan evakuasi dan pencarian terhadap harimau Sumatera yang meresahkan warga.
"Untuk mengantisipasi tidak terjadi kasus serupa dan meredam keresahan masyarakat, Balai KSDA Bengkulu-Lampung memasang kandang trap dan kamera trap di lokasi kejadian korban ditemukan," terang Joko, sebagaimana ditulis Antara beberapa waktu yang lalu.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat memberikan perlindungan kepada masyarakat serta mengurangi risiko serangan harimau di wilayah tersebut. Semua pihak diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pemerintah dan instansi terkait dalam menghadapi situasi ini. (RMA)
Baca Juga: BKSDA: Harimau Masuk Perangkap di Aceh Selatan Kondisinya Sehat
Baca Juga: Rencana Penutupan Sementara Medan Zoo
harimau sumatra konflik harimau - manusia topi terbalik bksda bengkulu - lampung
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024