CARITAU RAMADHAN – Kampung Pecinan di Kecamatan Wajo, Kota Makassar, memiliki sebuah masjid yang berdiri kokoh yakni Masjid As'Said yang kerap disebut Masjid Arab.
Masjid As'said berdiri sejak 1907 masehi, di mana para sayyid asal Kota Yaman Selatan atau Hadramaut yang datang ke Makassar hendak menunaikan salat.
Namun karena berada di tengah pemukiman kampung pecinan, para sayyid atau dikenal syech yang dipimpin Syech Hasan bin Muhammad At-Taufik mendirikan sebuah tempat ibadah yang ukurannya kecil dibantu oleh para syech lainnya, di antaranya Syech Ali bin Abdurrahman Shihab yang merupakan Kakek Prof Quraish Shihab, ahli tafsir ternama Indonesia.
Berbeda dengan masjid lainnya di Makassar, Masjid As'said selain sendirian di tengah pemukiman kampung pecinan, juga khusus digunakan berjamaah kaum laki-laki.
"Meski mesjid ini dibangun oleh para sayyid keturunan Arab, bukan berarti khusus hanya dimanfaatkan oleh keturunan Arab, melainkan semua umat muslim bisa berjamaah di sini," ungkap Imam Rawatib Masjid As'said, Habib Alwi saat ditemui Caritau.com, Sabtu (16/4/2022).
Habib Alwi mengakui, kultur yang ada di Masjid Arab yang dipimpinnya berbeda dengan kebanyakan masjid di Kota Makassar, di mana masih menjaga adat budaya para sayyid.
"Di antaranya masjid ini khusus jemaah laki-laki, tapi sesekali bisa untuk jemaah wanita yang statusnya musafir. Dan di sini biar bulan Ramadhan tidak ada jemaah wanita karena dari awalnya memang budaya di masjid sini begitu," bebernya.
Selain itu, menurut Habib Alwi, dasarnya juga ada yakni salah satu hadits bahwa sebaik-baik ibadah seorang wanita itu dilakukan di rumah.
"Kalau masyarakat sini hanya sebagian karena mayoritas suku Tionghoa. Tapi di masjid ini sendiri sudah beberapa mengislamkan masyarakat Tionghoa," ujat Habib Alwi.
Hal yang menarik, di halaman Masjid As'said ada dua pohon kurma, satu berada tepat di depan mesjid yang merupakan halaman parkir, satunya lagi berdiri di samping masjid.
Mengenai keberadaan pohon kurma di halaman Masjid As'said, menurut Habib Alwi, pohon kurma di samping masjid sudah berusia 30 tahun dan tampak dari dahan atasnya yang mulai lapuk, sedangkan pohon kurma yang berada di depan halaman masjid usianya 10 tahun.
Awalnya Habib Alwi menemukan biji kurma bertunas di sela-sela batu di dekat tempat mengambil air wudhu.
Kemudian Habib Alwi diberitahu Habib Umar, bahwa jika biji kurma bertunas ada peluang bisa tumbuh. Maka ditanamlah di depan masjid, Benar saja, pohon tumbuh subur meski hingga saat ini buahnya belum pernah dinikmati.
"Pohon kurma yang ada di depan masjid itu cukup ajaib, bibitnya hanya satu biji namun jadi dua pohon. Itulah berkah dari Allah SWT dan saya namakan pohon kurma di depan itu dengan nama Habib Umar yang menanamnya," pungkasnya.(KEK)
Viral! Video Oknum Relawan Paslon Kotabaru 02 H Fa...
Stiker Pilkada Jakarta 2024 Tuai Protes PDIP, Ini...
PT KAI Lakukan Perawatan Rel Jelang Libur Nataru 2...
Target Rampung 2026, PAM Jaya Mulai Bangun IPA Cil...
Andi Sudirman-Fatmawati Hadiri Doa Bersama dan Per...