CARITAU JAKARTA - Mantan aktivis 98 Yusuf Blegur menegaskan perspektif politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terhadap pencapresan Anies Baswedan tak perlu diragukan lagi. Bahkan, menurut Yusuf, mustahil jika PKS berpaling dari Koalisi Perubahan (NasDem, Demokrat dan PKS).
Hal itu diungkapkan Yusuf menanggapi masifnya pemberintaan yang menyebutkan, PKS akan beralih dukungan ke Koalisi Gerindra-PKB, jika usulan kader PKS untuk menjadi calon pendamping Anies Baswedan ditolak Koalisi Perubahan.
Baca Juga: Prabowo-Gibran Sukses Raup 3 Juta Suara di Sulsel
Menurutnya, isu tersebut sengaja dihembuskan sebagai propaganda yang bertujuan memisahkan Koalisi Perubahan, yang berbasis nasionalis dan relegius (agama).
"Agitasi dan propaganda yang ingin memisahkan dan membenturkan kekuatan politik berbasis nasionalis dan kekuatan politik berbasis agama," kata Yusuf dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/11/2022).
Baca juga : Koalisi Perubahan Kantongi Enam Nama Kandidat Cawapres buat Anies
Relasi kedua, kata dia, adalah politik kebangsaan yang menjadi fundamental dan radikal bagi keberadaan sekaligus kesinambungan Pancasila, UUD 1945 dan NKRI, coba diusik terutama menjelang pilpres 2024.
"Boleh jadi upaya itu datangnya dari sub koordinat kapitalis dan anasir komunis, termasuk yang ingin membangun skenario politik menggagalkan PKS mengusung Anies sebagai Capresnya," ujar dia.
Diketahui, belakangan ramai beredar pemberitaan PKS menolak deklarasi pencapresan Anies bersama partai Demokrat yang rumornya akan digelar pada tanggal 10 November 2022.
Selain karena masih enggan menerima usulan AHY sebagai cawapres Anies, PKS disebut-sebut mulai getol menawarkan kadernya sendiri, Ahmad Heriawan, sebagai pendamping Anies dalam Pilpres 2024.
"Entah benar atau tidak, entah apapun alasannya jika PKS akan melakukan hal itu, menjadi menarik untuk sedikit mengulas manuver partai dakwah sekaligus partai kader itu, terutama dalam memainkan perannya dalam Pilpres yang dianggap paling panas dan akan menentukan perjalanan kebangsaan Indonesia," tutur Yusuf.
Baca juga : Ungguli AHY dan RK, Sandiaga Uno Menang dalam Survei Elektabilitas Cawapres
Menurut dia, seandainya koalisi partai Nasdem, Demokrat dan PKS gagal terwujud, terlebih saat PKS sampai memaksakan Ahmad Heriawan sebagai cawapres dan sampai tidak mengusung Anies maka diyakini akan menimbulkan gejolak internal. Publik pun, lanjut dia, khususnya umat Islam, akan terguncang dan bertanya ada apa dengan PKS.
Dikatakan Yusuf, sebagai partai politik yang identik dengan karakter santun, bersih dan peduli, PKS memang dikenal menjadi sebuah entitas yang mengedepankan etika dan adab dalam berpolitik. Tidak sekedar menjunjung demokrasi dan setia pada konstitusi, PKS merupakan satu-satunya partai politik di parlemen yang komitmen, konsisten dan gigih dalam memperjuangkan aspirasi rakyat dan umat.
"Pelbagai perlawanan terhadap RUU hingga sah menjadi produk hukum seperti Omnibus Law, HIP, Minerba dan lain sebagainya, menjadi jejak rekam yang tak terbantahkan dan menjadi catatan fenomenal PKS dalam bersikap kritis sekaligus berani berjibaku memperjuangkan rakyat dari eksploitasi rezim," ungkap Yusuf.
Tak bernafsu dengan segala cara untuk meraih kekuasaan, dijelaskannya, PKS juga menjadi satu-satunya partai politik yang berani tegas menolak liberalisasi dan sekulerisasi.
Tak ragu meski sendirian dalam parlemen, tak cemas walau menghadapi konspirasi partai politik yang disinyalir telah dikuasai oligarki. PKS tetap istiqomah sebagai oposisi, tetap sabar menempuh jalan sunyi kebenaran dan keadilan. "Pantang menyerah karena dibully, dicaci-maki dan difitnah, serta tawadhu dalam menampilkan integritas dan mau berproses untuk meraih kemenangan demokrasi pada waktunya kelak," ujar Yusuf.
Baca juga : Anies Gelar Kampanye Dini, Pengamat Ingatkan Soal Cawapres
Menurutnya, menjadi hal yang wajar dan layak bagi PKS untuk melakukan distribusi peran dan menempatkan kader terbaiknya dalam jabatan strategis penyelenggaraan negara. Terlebih sebagai partai politik terbaik dalam pengorganisasian dan pengkaderan di Indonesia, PKS tak kekurangan orang-orang yang cerdas dan berahlak.
Dirinya menilai, dengan banyaknya kader yang tersedia secara kualitas dan kuantitas, PKS memang pantas dan memenuhi syarat menempatkan kadernya berkiprah dalam panggung politik nasional.
Yusuf pun menegaskan, perspektif politik PKS terhadap pencapresan Anies tak diragukan lagi, bahkan mustahil PKS berpaling dari Anies.
Diungkapkannya, euforia pada Anies Baswedan yang diikuti oleh kerinduan, harapan dan keinginan rakyat akan kehadiran pemimpin yang merangkul serta memiliki kemampuan untuk membawa kehidupan rakyat, negara dan bangsa yang lebih baik seakan menjadi representasi karakter PKS.
"Ya, PKS seperti bersenyawa dengan Anies. PKS identik dengan Anies. Begitupun sebaliknya; Anies identik dengan PKS. 'Chemistry' keduanya, seakan menjadi tak terpisahkan meski beberapa gimik muncul dalam dinamika politik yang dimunculkan beberapa politisi kader PKS, termasuk soal pencapresan Anies dan wacana Ahmad Heriawan sebagai Capresnya," pungkas Yusuf.
Sejatinya, lanjut Yusuf, PKS dipastikan akan mengusung Anies Baswedan sebagai capresnya, cepat atau lambat. Menjadi partai politik yang teruji dan terbukti dibesarkan oleh sistem, bukan karena figur semata, PKS mampu menggerakan motivasi, proses dan tujuannya sebagai entitas politik yang potensial, bukan tradisional dan anti demokrasi sebagaimana ditampilkan oleh kebanyakan partai penguasa, bahkan sekalipun oleh yang melabeli partainya dengan demokrasi.
Baca juga : Litbang Kompas Sebut Elektabilitas Parpol Pendukung Anies Naik
Tampaknya, tak perlu diragukan lagi oleh rakyat dalam menentukan Capres ataupun Cawapresnya dalam Pilpres 2024. Anies sudah final, tinggal mengutak-atik atau memusyawarahkan siapa Cawapresnya dan darimana? Apakah partai politik, birokrat, militer ataupun pengusaha, tak jadi masalah bagi PKS.
Dia menilai, jika PKS menepis pencapresan Anies, PKS bakal apes. Terlebih saat adanya konspirasi dari rezim dan oligarki beserta ternak-ternaknya, terutama para buzzer yang ingin menjegal Anies sebagai presiden.
Mengenai isu atau kabar yang PKS juga ditawari oligarki uang dan fasilitas jabatan jika saja mau menggagalkan rencanyanya mengusung Anies sebagai capresnya, ditegaskan Yusuf, hal tersebut tidak mungkin terjadi.
"Ah, ada-ada saja, tak mungkin itu, itu bukan karakternya PKS. Sebuah intrik murahan, ketakutan terhadap tampilnya politik ahlak dan berkeadaban. Itu hanya siasat gerakan Islamophobia dari kegelisahan segelintir kalangan yang status quo, yang anti perubahan dan ingin melanggengkan kekuasaan dan menyiapkan pemimpin boneka berikutnya," tutupnya. (DID)
Baca Juga: Usai Debat Cawapres, Elektabilitas Prabowo-Gibran Makin Kokoh di Puncak
pks koalisi perubahan nasdem demokrat cawapres capres 2024 pilpres 2024 aktivis 98
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...